Meski Gunakan Format Akustik, Gelaran DCDC Bandung Djangan Berisik Tetap Puaskan Pengunjung

Format pertunjukan akustik, tidak membuat pertunjukan konser metal satu ini kehilangan penonton. Danny mengatakan, dengan format akustik justru membuat penonton penasaran menyaksikan bagaimana suguhan band metal idolanya manggung.

’’Format akustik ini juga sebagai bentuk penerjemahan dari tema, yang menarik tidak membuat penonton sepi. Jika dilihat penjualan tiket tiga hari sebelum pertunjukan, semua ludes terjual bahkan dari data terdapat 4381 yang daftar untuk beli tiket, namun sayang kita batasi 300,” tuturnya.


Dia menambahkan, dari pertunjukan hari ini kan dievaluasi untuk melihat potensi pertunjukan konser kedepan. Pasalnya melihat animo masyarakat yang tinggi terhadap konser DCDC Bandung, Jangan Berisik Kita Pasti Menang.
’’Tidak menutup kemungkinan untuk melakukan konser lanjutan, namun kita kan evaluasi setelah konser ini,” tukasnya.

Dalam pertunjukan berdurasi delapan jam, penonton disuguhkan cara lain menikmati musik metal dengan duduk rapi menikmati distorsi akustik, sembari merapal lirik band favoritnya.
Malam konser DCDC Bandung Jangan Berisik Kita Pasti Menang, menjadi sangat spesial pasalnya salah satu band yang tampil, Forgotten ulang tahun ke 29 di tengah pertunjukan akustik pertama mereka.

Salah seorang fans Forgotten, Andre (23) mengatakan, pertunjukan Forgotten dalam konser DCDC Bandung Jangan Berisik Kita Pasti Menang, sangat spesial baginya karena menonton format pertunjukan baru dari band idolanya.

’’Sangat senang malam ini, karena kita disuguhkan pertunjukan yang baru dari band metal dengan format akustik,” ucapnya.
Suasana menikmati riuhnya konser sangat dirindukan Andre, pasalnya selama pandemi keterbatasan menonton konser, membuat tidak ada interaksi antara fans dan band idolanya.
’’Rindu konser di ruang terbuka, karena bagi fans band metal suasana moshing dalam konser adalah cara interaksi dengan band favorit kita,’’ tuturnya.

Dia berharap, kedepan mulai diperbolehkannya konser di ruang yang lebih terbuka dengan penonton yang lebih banyak. Pasalnya menurut Andre, konser juga salah satu lumbung ekonomi kreatif.

’’Sangat berharap dengan segeranya diperbolehkan konser lebih besar di Kota Bandung, soalnya bukan hanya band yang hidup kembali tapi bisnis sablon seperti saya juga pasti kena imbas maju,” pungkasnya. (adv/ziz)

Tinggalkan Balasan