JABAREKSPRES – Twitter sedang menjadi buah bibir pada pekan ini. Hal itu terjadi sejak Elon Musk membatalkan pembelian Twitter senilai USD 44 juta miliar atau sekitar Rp 659 triliun dan seakan di-PHP. Twitter pun menggugat Elon Musk ke pengadilan.
Belum rampung kasus dengan Elon Musk, Twitter kini dilaporkan baru saja melakukan layoff atau PHK massal. Dikutip dari Engadget, PHK massal ini menimpa hampir 100 karyawan. Perusahaan dilaporkan memangkas 30 persen dari tim rekrutmennya, mencakup perekrut dan staf yang ditugaskan untuk merekrut karyawan baru.
Menurut laporan The Wall Street Journal, Twitter mengatakan kurang dari 100 karyawan telah diberhentikan (PHK) dan dikatakan hanya tim rekrutmen yang terpengaruh.
Melalui posting-an di LinkedIn, Ingrid Johnson, seorang perekrut teknis senior di Twitter, menulis bahwa saat itu merupakan hari yang sangat sulit.
“Ada orang-orang yang kehilangan pekerjaan mereka yang telah bekerja lebih dari satu dekade,” tulisnya.
Dirinya juga menyangkutkan masalah ini dengan rangkaian drama akuisisi Twitter oleh Elon Musk.
“Jika Twitter telah memilih untuk menghabiskan miliaran potensial untuk menggugat Elon dan mempertahankan harga saham yang digelembungkan secara palsu dengan mengorbankan orang-orang yang memberikan hidup mereka untuk membangun perusahaan, itu adalah kisah yang lebih tragis lagi,” terang Ingrid.
Memang, sebelumnya Twitter telah mengumumkan pembekuan perekrutan, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memotong biaya terkait penyelesaikan akuisisi oleh Elon Musk. Diketahui juga, Twitter bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang baru-baru ini memangkas jumlah lowongan kerja atau memberhentikan karyawan.
Meta bahkan mengaku akan memperlambat perekrutannya karena bersiap menghadapi krisis ekonomi di Amerika Serikat (AS). Selain itu, Netflix, Unity, Coinbase, Paypal, dan Tesla juga belum lama ini melakukan PHK terhadap karyawannya. (jawapos-red)