JabarEkspres.com – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas elpiji membuat masyarakat “terpaksa” menerimanya. Hal tersebut disampaikan oleh politisi Partai Demokrat Yan A. Harahap.
Twitter kerap menjadi wadah bagi politisi yang satu ini untuk mengemukakan pendapat pribadinya.
Kenaikan harga BBM dan gas elpiji juga tak luput dari sorotan anggota Partai Demokrat itu.
“Rakyat masih berjuang keras pulihkan ekonominya yang terpuruk usai pandemi yang berat,” tulis Yan Harahap lewat akun Twitter pribadinya.
“Kini harus ditambah pula dengan beban baru yang ‘ditimpakan’ ke pundaknya,” sambungnya, Minggu (10/7/2022).
Selain itu Yan Harahap juga merasa bahwa rakyat hanya bisa menerima keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait naiknya harga BBM dan gas elpiji.
“Rakyat ‘terpaksa’ menerima, meskipun ‘tak terima’. Terima kasih, Pak Jokowi,” jelas Yan Harahap.
Bahkan sebelumnya Yan Harahap ketika mengetahui kenaikkan harga BBM dan gas elpiji nonsubsidi turut berkomentar.
“Rakyat lagi yang mesti menanggung,” beber Yan Harahap.
Sebelumnya PT Pertamina (Persero) pada Minggu (10/7/2022) kembali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo dan Dex Series serta elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas.
“Harga bahan bakar Pertamina telah dirancang sebagai wujud apresiasi untuk Anda dalam memberikan pelayanan prima di SPBU kami,” demikian pernyataan resmi Pertamina dalam laman MyPertamina.
“Harga bahan bakar berlaku mulai 10 Juli 2022,” sambung pernyataan tersebut.
Pertamina menyatakan porsi produk Pertamax Turbo dan Dex Series hanya lima persen dari total konsumsi BBM nasional.
Sedangkan, porsi produk elpiji nonsubsidi hanya enam persen dari total komposisi elpiji nasional.
Harga Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp14.500 per liter sekarang menjadi Rp16.200 per liter, Pertamina Dex yang semula Rp13.700 kini menjadi Rp16.500 per liter, dan harga Dexlite dari Rp12.950 naik menjadi Rp15.000 per liter.
Sementara itu, selain BBM, harga elpiji Bright Gas juga naik sekitar Rp2.000 per kilogram.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan alasan kenaikan harga BBM dan elpiji nonsubsidi karena mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia.