JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menetapkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax Turbo dari sekitar Rp14.500 per liter menjadi paling tinggi Rp16.900 per liter pada Minggu (10/7).
Mengutip laman resmi Pertamina pada Senin (11/7), Pertamax Turbo paling mahal dijual di Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Batam, dan Bengkulu.
Sementara, Pertamax Turbo paling murah dijual seharga Rp16.200 di beberapa wilayah, seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
Selain itu, manajemen juga menaikkan harga Pertamina Dex dari Rp13.700 per liter menjadi paling mahal Rp17.200 per liter.
Begitu juga dengan harga Dexlite dari Rp12.950 per liter menjadi paling mahal Rp15.700 per liter.
Sementara, harga Pertalite tetap Rp7.650 per liter dan Pertamax paling mahal tetap Rp13 ribu per liter.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan kenaikan harga BBM Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang Formulasi Harga Jenis Bahan Bakar Umum (JBU).
“Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia,” ungkap Irto dalam keterangan resmi.
Harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) tercatat naik 37 persen menjadi US$117,62 per barel pada Juni 2022 dibandingkan posisi Januari 2020.
Meski naik, kata Irto, harga BBM Pertamina diklaim masih lebih kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis yang dijual sejumlah penyalur BBM di Indonesia.
“Harga ini masih sangat kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara. Untuk yang subsidi, pemerintah masih turut andil besar dengan tidak menyesuaikan harganya,” tutup Irto. (bbs)