Jabarekspres.com, Bandung – Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menjangkit hewan kurban, masih menjadi sebuah kekhawatiran bagi para pedagang. Bahkan seorang pedagang rela berhenti berjualan sapi pada tahun ini.
Seorang pedagang hewan kurban, Hilman Mutakin mengaku, dirinya cemas atas mewabahnya PMK. Sampai-sampai Hilman tidak berani menjual sapi pada masa kurban.
“Jelas, tidak kami jual. Gara-gara PMK. Kebanyakan orang juga, kan, takut,” ucapnya kepada Jabar Ekspres saat bertemu di lapak dagangnya, Jln Turangga, Buahbatu, Kota Bandung, Minggu (10/7).
Sekalipun stok di pasaran, kata Hilman, dinilai masih cukup. Dia tetap bersikukuh absen menjual sapi.
“Kami juga lebih baik tidak jual sapi dahulu. Tidak mau mengambil resiko menjual sapi,” lanjut Hilman. “Makanya, penjualan sekarang turun, sampai 30 persen dibandingkan tahun kemarin.”
Tidak berhenti di sana, Hilman menuturkan, selain angka penjualan yang menurun, imbas PMK pun menjangkiti harga dagang hewan domba yang dijualnya.
“Sekarang harganya jadi naik. Harga lebih mahal. Ada yang kami jual Rp3 juta sampai Rp5 juta,” tuturnya
“Tahun kemarin paling mahal Rp4 juta. Sekarang, naik Rp500 ribu per domba,” imbuh Hilman.
Kendati demikian, Hilman mengungkapkan, penjualan domba hingga sampai H-1 Idul Adha berjalan tanpa kendala. Baik itu dari segi kesehatan hewan kurban maupun jumlah pembeli.
“Domba dari Garut semua. Ada 80-an ekor kami jual. Semuanya sudah barcode. Sehat, alhamdulillah, lancar. 70-an pembeli sudah mengangkut, alhamdulillah,” pungkasnya.*** (zar)