Gerakan Duta Baca, Upaya Pembiasaan Gemar Membaca di Kalangan Anak Muda

Jabarekspres.com, BandungDinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Jawa Barat (Jabar) dalam menggencarkan program pembiasaan gemar membaca, dimulai pada 2017, melahirkan pemilihan duta baca.

Usia para duta baca berkisar pada umur 18 sampai dengan 23. Total sampai saat ini, terdapat 300 duta baca pada tiap daerah se-Jabar.

“Usia siswa dan mahasiswa. Mereka sudah masuk ke dalam paguyuban duta baca,” ungkap Pustakawan Madya, Ika Candrawulan kepada wartawan di ruang kerjanya, kantor Dispusipda Jabar, Kota Bandung, Rabu (6/7).

Pergerakan dari para duta baca, kata Ika, teramat membantu program pembiasaan gemar membaca, khususnya di kalangan anak muda.

“Sangat pas, kemudian, mereka memiliki trik-trik tersendiri. Mereka menjadi mitra kami,” imbuhnya.

Selain itu, Jabar pun telah menjadi pioner sejak 2017 itu untuk nasional. Secara rutin Dispusipda Jabar mengadakan pemilihan Duta Baca dari tahun ke tahun sampai sekarang ini.

“Provinsi lain belum sampai secara rutin adakan pemilihan, jadi Jawa Barat menjadi inspirasi untuk nasional,” katanya.

Berbeda dengan duta baca nasional, dimana dasarnya melalui penunjukan, bukan pemilihan. “Sekarang Gol A Gong, kemarin Najwa Shihab. Itu, kan, dari tokoh yang sangat dikenal di Indonesia,” tuturnya.

Ika menjelaskan, sebaliknya, duta baca ditunjuk melalui pemilihan. Mereka dinilai lewat gerakan literasinya, kinerjanya, program kerjanya.

“Melalui tahapan-tahapan penilaian. Program kerja harus jelas. Jadi bukan sekadar memakai selempang saja,” jelasnya.

Dispusipda Jabar pun melakukan bimbingan yang intens terhadap duta baca terpilih. Karena mereka pun sebagai tonggak gerakan literasi bagi anak muda, mesti juga mumpuni.

“Misalnya dengan adanya pelatihan public speaking, menulis, lalu sekarang pun sudah mulai bergerak ke bidang usaha,” ucapnya.

Lantaran, lanjut Ika, bersamaan dengan kemunculan tranformasi perpustakaan berbasis usaha, “Jadi duta baca pun, tidak hanya sekedar menyejahterakan diri sendiri,” lanjutnya.

Misalnya, beber Ika, duta baca yang seringkali membagikan bahan bacaan tentang budi daya jamur, mulai mengimplementasikan hasil bacaan tersebut.

“Seperti kenapa tidak mulai dengan menjadi petaninya juga?” bebernya.

Adapun perihal pergerakan duta baca, tak lagi gencar di lingkungan masyarakat secara langsung. Ika menambahkan, mereka juga mulai merambah dalam industri digital.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan