BOGOR – Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) Papua, dari Yonif 315/Garuda sukses menjalankan tugas di Papua dan tiba dengan selamat di Kota Bogor, Rabu (29/6) Sore.
Rombongan kontingen Pasukan Satgas Pamrahwan Papua dipimpin langsung Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 315/Garuda, Letkol Inf Suryanto ini disambut Dandim 0606 Kota Bogor Kolonel Inf Ali Akhwan, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro.
Ribuan masyarakat Bogor juga turut menyambut kedatangan batalyon kebanggaan Kota Hujan itu. Mereka antusisas menyaksikan barisan batalyon disepanjang jalan menuju markas Yonif 315/Garuda.
Danyonif 315/Garuda, Letkol Inf Suryanto mengatakan, bahwa Prajurit Yonif 315/Garuda ini mendapat tugas ke Papua itu berjalan selama satu tahun, tepatnya pada Juni 2021 lalu dan hari ini kembali pulang dengan selamat tanpa kekurangan apapun, dan prajurit yang ikut semuanya lengkap yakni 400 prajurit.
Dilokasi penugasan Satgas 315 memiliki 19 pos, diantaranya 13 pos di wilayah Kabupaten Timika dan 6 pos di wilayah Kabupaten Merauke, Mapi dan Asmat. Dimana dalam satu posnya itu kurang lebih 20 sampai 30 orang.
“Alhamdulillah berangkat 400 prajurit, dan pulang kembali 400 prajurit. Itu juga merupakan salah satu prestasi, karena salah satu keberhasilan tugas membawa anggota berangkat lengkap 400, pulang pun juga 400,” ungkap Suryanto di Markas Yonif 315/Garuda kepada wartawan pada Rabu (29/6) Malam.
Dia mengaku, selama disana satuannya dapat merangkul masyarakat secara pendekatan teritorial. Disana, kata dia, pihaknya membuat slogan yang juga diturunkan dari Korem 174. Yakni, Baktiku Untuk Papua, Berani Untuk Mencintai, Melindungi dan Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Orang Papua.
Selama di lokasi penugasan, dia mengarahkan anggotanya untuk tidak menyakiti hati masyarakat orang Papua. Karena, kalau sudah tersakiti maka masyarakat Papua menjadi antipati kepada anggota Satgas 315. Bahkan, selama bertugas di Pamrahwan Papua, pihaknya mengaku belum pernah kontak senjata.
“Makanya itu bagaimana caranya dalam setiap kami melaksanakan kegiatan kemudian bergaul dengan masyarakat, kami berusaha untuk menarik simpati masyarakat, tentu dengan kegiatan-kegiatan yang memang bersentuhan dengan teritorial, seperti pelayanan kesehatan, mengajar, termasuk bercocok tanam dan lain sebagainya,” jelas Suryanto.