BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil resmi melepas 1.784 petugas kesehatan hewan dari berbagai instansi dan universitas untuk melakukan pengawasan dan pemberian fasilitas kesehatan kepada peternak dan penjual hewan kurban.
Ridwan Kamil menyatakan pelepasan ribuan tenaga kesehatan tersebut ditujukan agar masyarakat dapat lebih tenang dalam membeli hewan, khususnya kurban pada saat jelang Idul Adha.
Bahkan, tim pemeriksa juga ditujukan untuk memastikan bahwa hewan yang akan diperjual belikan oleh para peternak bebas dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Semua bekerja sama dalam satu tim untuk memastikan kurang lebih 800 ribuan hewan kurban yang tahun ini ditargetkan akan dipotong dan tentunya berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan,” jelas Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (23/6).
Selain melakukan pemeriksaan, tim pemeriksa juga akan sekaligus melakukan vaksinasi Anti PMK kepada seluruh hewan khususnya kurban di Wilayah Jawa Barat.
“Penganggulangan PMK akan terus dilakukan termasuk setiap hari kita akan memvaksin hewan-hewan yang sehat dan mengobati hewan-hewan yang sakit oleh PMK juga. Dan sampai saat ini sudah 40 persen lebih hewan-hewan itu sudah sembuh (dari PMK). Jadi tingkat kesembuhannya juga naik,” ungkapnya.
“Jadi penyakit ini (PMK) bisa segera kita slesaikan, kemudian produksi susu yang sempat menurun khususnya dari sapi perah itu juga bisa kembali normal,” sambungnya
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Mohammad Arfin Soedjayana, ketersediaan vaksin di Jabar sendiri kini telah tersedia sebanyak 120 ribu vaksin Anti PMK yang nantinya akan didistribusikan ke seluruh kabupaten dan kota melalui tim pemeriksa.
“Kita akan distribusi hari ini ke Kabupaten Kota dan kita akan rapat, kemudian kita distribusikan mulai besok mereka (Tim Pemeriksa) harus sudah vaksinasi,” ungkapnya di tempat yang sama.
Namun, untuk jumlah vaksin yang saat ini telah diberikan oleh Pemerintah Pusat, Arifin mengaku masih terbilang dari populasi hewan ternak di Jawa Barat.
“Sebenarnya kalau populasi kita meminta itu di angka 600 ribu untuk satu kali vaksin ke semua hewan. Tapi sekarang kita baru dikasih 120 ribu. Dan itu katanya akan datang 3 juta dari kementerian melakukan impor dari luar. Jadi kalau total 3 kali (pemberian vaksin) itu kan harus ada pengulangan yang kedua itu satu bulan, kemudian booster nya di 6 bulan. Jadi untuk kebutuhan kita sampai saat ini harusnya 1,8 juta vaksin,” pungkas Arifin.