Contoh Teks Khutbah Jumat Khusus Bulan Dzulhijah

Kita ingat sebuah peristiwa suci pada bulan ini, yakni Nabi Ibrahim As mendapat perintah dari Allah Swt untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail As. Beliau melaksanakan perintah tersebut dengan sabar dan tabah walaupun harus menukar dengan nyawa anaknya. Demikian juga putranya, ia berkata; “Wahai ayah, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Patut kita jadikan i’tibar (tauladan), di mana seorang hamba

Allah Swt mendapat perintah menyembelih putra kesayangannya, dihadapi dengan ketabahan dan kesabaran menjalaninya. Akhirnya Allah Swt menggantinya dengan kambing gibas yang gemuk. Begitulah Allah memberi balasan bagi orang-orang yang taat. Kisah ini diabadikan dalam surat As-Shooffat ayat 102-105.

 

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…

Seabad kehidupan Nabi Ibrahim As penuh dengan perjuangan, jihad, perang melawan kebodohan dan kefanatikan kaumnya yang menyembah berhala. Sebagai nabi yang menyerukan tauhid, Nabi Ibrahim As melaksanakan tugas-tugas yang berat di dalam sistem sosial yang carut marut. Seabad lamanya Nabi Ibrahim As menanggung segala macam siksaan, ancaman dan segala jenis teror.

Namun ia berhasil menanamkan kesadaran dan keimanan dalam diri umatnya. Ada satu hal yang belum berhasil bagi Nabi Ibrahim As, yaitu hingga umur seabad ia belum dikaruniai anak. Sebagai manusia normal tentu ia ingin mempunyai anak, sedang istrinya mandul dan ia sendiri telah berusia seabad lebih.

Allah Swt Maha Mengetahui atas penderitaan Nabi Ibrahim As, maka Allah Swt memberikan hadiah melalui seorang istri keduanya bernama Hajar, seorang putra bernama Ismail.

Ismail bukan hanya seorang putra bagi ayahnya, lebih dari itu Ismail adalah buah hatinya yang sangat dicintainya,

 

dan diharapkan kelak menjadi penerus perjuangan dakwahnya.

Di tengah-tengah kegembiraan Nabi Ibrahim As, tanpa diduga, Allah Swt menurunkan wahyu untuk menyembelih Ismail dengan tangannya sendiri. Betapa goncangnya jiwa Nabi Ibrahim As ketika menerima wahyu itu, sebagai hamba Allah yang paling patuh dan taat, gemetar dan goncang batinnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan