Kampanye ‘PakaiSampaiHabis’, Aksi Nyata Mendukung Sustainable Beauty

BANDUNG – Industri produk kecantikan terus berkembang di Indonesia. Dilansir dari Studi Kantar 2021, pertumbuhan segmen kecantikan & perawatan pribadi di masa new normal meningkat sebesar 3 persen.

Komunitas Lyfe With Less bersama Zero Waste Indonesia menggandeng 15 brand produk kecantikan, 47 pelaku daur ulang, dan 2 partner logistik untuk mendukung campaign ‘pakaisampaihabis’. Campaign ini mengajak masyarakat Indonesia untuk bertangggungjawab dengan konsumsi produk kecantikannya.

Founder Lyfe With Less, Cynthia S Lestari, mengatakan dalam pesatnya pertumbuhan produk kecantikan, konsumen seringkali luput akan dampak buruk yang ada.

“Kadang kita luput dari kerennya inovasi beragam (produk) local brand maupun multinational brand yang masuk ke Indonesia, ternyata ada sisi lainnya dari industri produk kecantikan yang berjalan seiring waktu, yaitu peningkatan sampah kemasan dan over consumption product oleh konsumen,” ujarnya dalam gathering campaign pakaisampaihabis secara hybrid, Jumat (3/6).

Ia menambahkan, ada 120 miliar kosmetik yang diproduksi secara global di dunia hanya ada 9 persen sisa pemakaian produk kecantikan yang berhasil didaur ulang, sisanya dibakar atau mengendap di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) hingga ratusan tahun.

Kebiasaan konsumsi berlebihan ini, ungkap Cynthia, menimbulkan penumpukan barang di rumah & potensi masalah lingkungan.

“Ada research dari Cosmetic Packaging Market, mereka memproyeksikan di tahun 2020 sampai 2025 plastic waste datang dari produk kecantikan,” imbuhnya.

Sementara itu, dari survei mandiri Lyfe With Less tahun 2022 ditemukan bahwa 53 persen responden mengaku selalu membuang empties (kemasan kosong) ke tempat sampah tanpa dipilah, bercampur dengan sampah rumah tangga.

Sampahnya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir dan menunggu terurai hingga puluhan tahun.

Maurilla Sophianti Imron, Founder Zero Waste Indonesia menambahkan #PakaiSampaiHabis adalah wadah untuk berefleksi dan menciptakan kesadaran untuk mengkonsumsi secara lebih bijak.

“Perlu adanya kesadaran diri dan sinergi semua pihak di masyarakat untuk memelankan dampak buruk lingkungan dan perubahan iklim yang semakin mendesak,” tutur Maurilla.

Bank Sampah Bersinar yang menjadi salah satu pelaku daur ulang yang ikut berpartisipasi dalam kampanye #PakaiSampaiHabis.

Michaella Karina, Corporate Relation Officer Bank Sampah Bersinar menyatakan Empties yang diterima dari kampanye #PakaiSampaiHabis akan didaur ulang dan diolah menjadi bahan baku industri daur ulang untuk jadi material produk baru lagi.

Tinggalkan Balasan