Warga Desa Pasirnanjung Ditolak Saat Beribadah, Kades: Harus Bisa Saling Toleransi!

SUMEDANG – Ideologi Pancasila perlu dimaknai dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya pada 1 Juni saja yang merupakan Hari Lahir Pancasila.

Sebagai masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ideologi Pancasila sesuai Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sudah seharusnya diaplikasikan dalam kehidupan setiap harinya.

Tak hanya perbedaan suku atau budaya, perbedaan agama pun harus bisa berdampingan dalam kehidupan bermasyarakat di tanah air.

Terkait hal itu, salah seorang Pendeta, Kaleb Larmin Manurung (50), warga Desa Pasirnanjung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang mengaku, sebagai penganut agama Kristen sempat kesulitan dalam menjalankan ritual peribadatan.

“Saya sempat ditolak ketika beribadah di rumah bersama para jamaah, sampai ada yang datang menolak,” kata Manurung kepada Jabar Ekspres, Kamis (2/6).

Dia menyampaikan, penolakan tak hanya diterima melalui lisan, tetapi sampai pada tindakan mengancam oleh segelintir orang secara berkelompok.

“Padahal saya tidak mengganggu tapi diancam. Saya juga tidak menolak beribadahnya agama atau kepercayaan orang lain, tapi kenapa saya ditolak dan seakan tidak boleh ada di sini,” keluh Manurung.

“Saya di sini sudah nyaman, banyak saudara dan saya yakin yang menolak kami beribadah itu hanya segelintir orang di antara banyak masyarakat Indonesia,” lanjutnya.

Manurung menuturkan, dia sebagai masyarakat NKRI merasa ideologi Pancasila sangat bagus jika diterapkan dalam kehidupan.

“Kita harusnya saling mendukung, hidup bersama-sama dengan saling menghormati dan menghargai,” imbuhnya.

“Jangan saling membenci, karena dalam Pancasila sesuai UUD 1945 pun semua satu, berbeda suku, agama tapi tetap satu. Saling menghormati berama-sama dan mempunyai hak yang sama. Doa kami Indonesia aman dan sejahtera,” lanjut Manurung.

Sementara itu, Kepala Desa Pasirnanjung, Susi Herawati menyikapi, di wilayah kepemimpinanya harus mengedepankan kebersamaan.

Menurutnya, disamping mengaplikasikan Pancasila, hidup bersama-sama meski berbeda suku atau kepercayaan agama, budaya leluhur perlu jadi percontohan yang menonjolkan toleransi terhadap sesama manusia.

“Kita harus bisa memaknai Pancasila dan mengakui Pancasila sebagai ideologi NKRI. Kalau mengakui dan memaknai Pancasila, otomatis harusnya bisa saling toleransi,” ucap Susi.

Dia melanjutkan, guna mencegah adanya kecemburuan sosial atau polemik karena perbedaan kepercayaan agama di wilayahnya itu, pihak Desa Pasirnanjung akan memfasilitasi untuk dimediasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan