Sedari pukul 8 pagi, para peserta yang berjumlah 20-an, mengakhiri kegiatan wisata jalan kaki tersebut pada pukul sekira 12 siang.
Inspirasi Berkarya
Tak ada yang menduga, kegiatan wisata jalan kaki inipun bisa menjadi sumber inspirasi. Seorang peserta walking tour, Mareta Dwi Anjani, 20, menjadi bukti.
Mahasiswa program studi Bahasa Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut, mengaku bahwa kegiatan napak tilas sisi Kota Bandung bakal banyak membantu untuk kebutuhan tugas akhirnya.
“Mempengaruhi juga untuk inspirasi. Soalnya aku semester enam, kayak sudah merencanakan buat tugas akhir. Kalau di jurusan aku ada pilihan tugas akhir, nulis karya kreatif. Aku minatnya juga ke nulis karya kreatif,” ucap Mareta.
“Nah, terus sebelumnya juga pernah baca buku berjudul Cerita-cerita Jakarta. Jadi, kenapa enggak bikin cerita kota sendiri? Iyaudah daftar aja sekalian (walking tour), siapa tahu bisa dapat inspirasi,” jawabnya sumringah.
Ia mengaku, baru pertama kali mengikuti walking tour Cerita Bandung. Selain memiliki minat pada sastra, sebagai orang asli Bandung, Mareta ingin lebih dalam mengetahui kota kelahirannya tersebut.
“Tertarik (walking tour), karena sudah lama tinggal di sini, lahir di sini, tetapi kayak belum tahu banyak tentang sejarah Bandung dan bangunan-bangunan bersejarahnya. Baru kebagian slot hari ini (Sabtu), karena lebih menarik juga (rute Pecinan Discovery),” tandasnya.
Romantisme Kota
Wisata jalan kaki itu juga tak hanya diikuti orang asli Bandung. Dalam walking tour rute ‘Pecinan Discovery’ saja, terdapat peserta yang berasal dari Bali, Jogjakarta, dan Majalengka.
Antonius Wijaya, 28, peserta asal Majalengka, mengatakan bahwa walking tour kali ini merupakan yang kedua kali baginya. “Kemarin sempat ikutan yang The Original Bandung,” katanya.
“Saya memang suka jalan kaki dan suka mendengarkan cerita sejarah. Kebetulan dapatnya Pecinan Discovery, karena susah sekali dapet slot Cerita Bandung ini,” tambahnya.
Anton, begitu sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa meski bukan asli orang Bandung, ia memiliki sisi romantis tersendiri terhadap Kota Kembang.
“Romantisme Kota Bandung pasti ada. Soalnya saya bukan orang Bandung, namun sedikit banyak tahu tentang sejumlah sejarahnya,” ujar alumni Universitas Maranatha tersebut.