Perlu diketahui Komite WHO yang akan bertemu adalah Kelompok Penasihat Strategis dan Teknis tentang Bahaya Menular dengan Potensi Pandemi dan Epidemi (Stag-IH) yang memberi saran kepada WHO tentang risiko infeksi yang dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan global.
Kasus yang tidak biasa
Sejak tahun 1970, kasus cacar monyet telah dilaporkan di 11 negara Afrika. Nigeria telah mengalami wabah besar sejak 2017 sejauh tahun ini, ada 46 kasus yang dicurigai, di mana 15 di antaranya telah dikonfirmasi, menurut WHO.
Kasus Eropa pertama dikonfirmasi pada 7 Mei pada seorang individu yang kembali ke Inggris dari Nigeria. Sejak itu, lebih dari 100 kasus telah dikonfirmasi di luar Afrika. Hal ini dijelaskan sejumlah akademisi Universitas Oxford.
Dalam laporannya menyebut banyak kasus tidak terkait dengan perjalanan ke benua itu. Akibatnya, penyebarannya pun massif. Meskipun otoritas kesehatan mengatakan bahwa ada potensi penyebaran komunitas pada tingkat tertentu.
Mencermati kejadian di Inggris, ada 20 kasus telah dikonfirmasi. Kasus-kasus baru-baru itu sebagian besar dialami pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual atau pria yang berhubungan seks dengan pria.
Ada 14 kasus di Portugal yang semuanya terdeteksi di klinik kesehatan seksual juga terjadi pada pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual, atau pria yang berhubungan seks dengan pria.
Semenatra otoritas kesehatan di Spanyol mengatakan 23 kasus baru dikonfirmasi pada hari Jumat, terutama di wilayah Madrid di mana sebagian besar infeksi dikaitkan dengan wabah di sauna dewasa.
Masih terlalu dini untuk mengatakan jika penyakit itu telah berubah menjadi penyakit menular seksual, kata Alessio D’Amato, komisaris kesehatan wilayah Lazio di Italia. Tiga kasus telah dilaporkan sejauh ini di negara itu.
Stuart Neil seorang profesor virologi di Kings College London menyebut kontak seksual kemungkinan menjadi latar belakang sebaran cacar monyet itu menyerang manusia.
Meski harus pula ditinjau kembali. Karena fakta dan peristiwanya luar biasa di eropa. Sebarannya meningkat dan sangat menakutkan.
“Gagasan bahwa ada semacam penularan seksual dalam hal ini, menurut saya, sedikit berlebihan. Tapi kemungkinan itu ada,” pungkas Stuart Neil. (disway/rit)