JABAREKSPRES.COM – Sedang ramainya penayangan film KKN di Desa Penari, membuat publik penasaran dengan kisah asli yang terjadi dilokasi sebenarnya. apakah hanya rekayasa atau benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Ternyata, Lokasi KKN Desa Penari benar ada, kisah yang diangkat dalam film layar lebar itu, benar-benar nyata terjadi. Hal itu diungkapkan Pengelola dan Penjaga Rowo Bayu, Sudirman yang mengetahui persis kejadian sebenarnya.
Menurut dia, kejadian KKN di Desa Penari tersebut tercatat tanggal, bulan dan waktunya secara detil di kepala desa, bahkan lokasi pelaksanaan kegiatannya semua masih ad arsipnya.
“Cerita KKN Desa Penari, berangkat dari KKN tahun 2008. Itu ada enam mahasiswa,” kata Sudirman, menceritakan kisah versi asli dari kejadian tersebut dihadapan Menteri BUMN Erick Thohir.
Sudirman melanjutkan, Dua dari enam mahasiswa itu lantas terlibat asmara. Singkat cerita, keduanya keluar dari lokasi studi kasus atau KKN, lantas mereka bertemu dengan seseorang.
Dua mahasiswa itu, diajak mampir ke rumah sosok tersebut. Mereka dijamu, makan dan minum. Bahkan ketika hendak pulang, diberi oleh-oleh yang dibungkus kertas koran.
Kedua mahasiswa itu, lantas bertanya kepada sosok yang menjamu mereka. Terutama nama desa.
“Si mahasiswa tanya begitu. Dijawablah ini Desa Penari,” tutur Sudirman.
Singkat cerita, ketika hari sudah sore, dua mahasiswa itu pamit kepada pria yang menjamunya. Lalu mereka berjalan pulang dan berhasil sampai dilokasi KKN kembali. Mereka lalu menemui teman-temannya yang sudah menunggu di Rowo Bayu.
“Ceritalah dua mahasiswa ini. Bahwa di atas ada desa. Namanya Desa Penari. Nah protes teman-temannya ini, nggak mungkin, nggak ada desa,” papar Sudirman.
Kedua mahasiswa itu, bersikukuh bahwa di daerah atas ada desa yang bernama Desa Penari. Mereka juga menunjukkan oleh-oleh yang diberikan.
Namun, betapa kagetnya mereka ketika bungkusan yang telah diberikan itu, berubah menjadi daun talas.
Makin kaget, ketika salah satu bungkusan yang dibuka tersebut berisi kepala seekor monyet yang sudah dipenggal.
Mendapati bungkusan tersebut, salah satu mahasiswa yang sempat ke Desa Penari lantas pingsan, dan beberapa hari kemudian meninggal dunia tanpa sebab.