Jabarekspres.com – Depresi bukan suatu hal yang bisa dianggap sepele. Depresi bisa disebut hal yang mematikan.
Berdasarkan sebuah studi yang dirilis pada jurnal Atherosclerosis, ditemukan bahwa depresi itu sama bahayanya dengan kolesterol tinggi. Makanya kenapa depresi disebut mematikan.
Menurut kesimpulan para ahli, setelah menganalisa data 3.500 pria antara usia 47 hingga 74 tahun, dan dalam kurun 10 tahun terakhir, ditemukan fakta yang menarik.
Para ahli ini berkesimpulan bahwa kesehatan mental adalah sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan bahwa depresi punya kontribusi pada 15 persen kematian yang disebabkan masalah mental pada manusia.
Saking bahayanya depresi, ahli menempatkan gangguan mental ini, satu tingkat di atas bahaya yang ditebar obesitas dan diabetes.
Sementara bagaimana depresi membunuh orang yang mengalaminya, menurut pendapat ahli bernama dokter Gail Zaltz, salah satunya adalah efek depresi terhadap jantung manusia.
Penyebabnya, adalah terkait produksi hormon kortisol yang dilepaskan tubuh saat seseorang mengalami stres.
Ketika orang stres, maka efeknya adalah perubahan tensi darah, yang dapat berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung.
Adapun beberapa ciri dari depresi itu sendiri, adalah seperti gangguan tidur, kecemasan, kehilangan napsu makan, emosi yang tak terkontrol dan lainnya.
Berikut ini ciri-ciri orang yang mengalami depresi yang dikutip dari The Sun:
1. Bergerak atau berbicara lebih lamban dari yang umumnya dilakukan orang
2. Napsu makan yang hilang (terkadang bertambah)
3. Konstipasi
4. Mengeluhkan rasa sakit
5. Tidak bersemangat
6. Libido rendah
7. Perubahan siklus bulanan (pada wanita)
8. Gangguan tidur
9. Mood yang jelek
10. Tidak tertarik melakukan hal yang sebelumnya disukai
11. Mudah marah
12. Menarik diri dari orang lain
13. Punya keinginan bunuh diri
Satu-satunya solusi akan masalah ini, menurut ahli adalah dengan mencari pertolongan medis. Ketika teratasi, maka potensi kematian yang disebabkan depresi pun menurun.
Anda pastinya tahu jika musik memiliki efeknya tersendiri terhadap mood manusia. Bagi kebanyakan orang, musik mungkin tidak meninggalkan banyak kesan, namun berbeda dengan mereka yang depresi.
Menurut sebuah studi, sebagaimana dilaporkan Digest, pada mereka yang depresi, musik bisa menjadi teman tersendiri bagi mereka dengan kondisi ini.