JAKARTA – Direktur Eksekutif Laboratorium Suara Indonesia (LSI) Albertus Dino Partai Nasdem diprediksi akan bergabung dengan koalisi Indonesia Bersatu. Kemungkinan ini bisa terjadi jika melihat kedekatan kedua pimpinan partai tersebut.
Menurut Dino, Airlangga Hartarto dan Surya Paloh memiliki hubungan kedekatan secara emosional. Sehingga peluang untuk bergabung sangat terbuka.
Dia menilai, Sejauh ini Partai Nasdem memiliki kiblat politik yang sama dengan mendukung pemerintah Presiden Joko Widodo.
Selain itu, kedua pemimpin partai itu, baru-baru ini pernah bertemu untuk membicarakan arah politik ke depan.
“Saya melihat saat pertemuan antara Surya Paloh dan Airlangga di Nasdem Tower lalu terjalin sangat akrab. Nasdem menerima kehadiran Golkar sangat hangat,” ujar Albertus Dino dalam keterangan, di Jakarta (17/5).
Partai Nasdem sendiri sepertinya memberikan sinyal untuk menentukan arah koalisi. Artinya Partai Nasdem lebih memilih menunggu dinamika politik yang ada.
Partai Nasdem lebih melihat kepada partai-partai yang lebih dulu melakukan penjajakan dengan alasan masih melihat perkembangan peta politik.
Langkah ini juga sama halnya seperti yang di sampaikan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Akan tetapi, hubungan Nasdem dan Demokrat agak kurang harmonis.
Dia mengakui, pertemuan antara Surya Paloh dengan Agus Harimurti Yudhoyono suasananya begitu berbeda jika dibandingkan pertemuan dengan ketua Partai Golkar.
“Saya kira AHY itu tidak seakrab Airlangga dari Golkar, kemungkinan Nasdem bergabung dengan KIB ini lebih besar,’’ucapnya.
Kendati begitu, Ketika pertemuan AHY dengan Airlangga Hartarto juga terjalin sangat akrab dan hangat. Hal ini terlihat bahwa sosok Airlangga Hartarto sangat pintar dalam meraih simpati.
Sosok Airlangga Hartarto yang dinilai mampu menjadi figur pemersatu paska perseteruan Pilpres 2019 dan hingga kini residunya masih tersisa.
Albertus menilai sosok Surya Paloh dan para kader Nasdem kebanyakan adalah diaspora Golkar yang tersebar selama ini. Chemistry Nasdem bersama dengan Golkar juga dilihat sebagai faktor yang menentukan.
“Nasdem tentunya akan sulit bergabung dengan partai oposisi dan sebaliknya lebih mudah bergabung dengan partai pendukung pemerintah,” kata Albertus.
“Ini akan sangat menarik jika Nasdem akhirnya bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu, apalgi KIB sendiri dianggap sebagai koalisi jalan tengah yang bisa mempersatukan rakyat Indonesia,” lanjut Albertus Dino. (red).