CICALENGKA – Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung miliki potensi besar dalam bidang kesenian.
Tak hanya seni tari dan bela diri, yang menjadi menarik Desa Babakan Peuteuy, warganya dapat mengolah tanaman bambu menjadi karya seni.
Sekretaris Desa Babakan Peuteuy, Riki Irmansyah mengatakan, kerajinan tangan hingga menghasilkan karya seni dari olehan bambu sudah dikenal sampai Negeri Sakura.
Baca Juga:Diduga Depresi, Remaja Tewas Gantung DiriAntrean Mie Gacoan Sempat Membuat Jalan Paskal Macet Hingga 1 Km
“Di sini warga RW09 dan RW11 banyak yang mengerjakan kerajinan tangan dari bambu, karya seninya sampai pernah ada yang dijual ke Jepang,” kata Riki kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Selasa (10/5).
Dia menjelaskan, hasil karya dari tangan-tangan warga Desa Babakan Peuteuy banyak dikenal dan dipasarkan di daerah Jakarta dan Bali.
“Hasil karyanya macem-macem, ada gantungan kunci dengan berbagai bentuk dan model, ada hiasan dinding kemudian sampai miniatur bangunan atau kapal,” ujarnya.
Riki menjelaskan, dengan kerajinan tangan warga desa tersebut dalam menyulap bambu jadi karya seni itu dapat memberdayakan masyarakat hingga mendorong perekonomian.
“Kita sering dukung dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kerajinan bambu untuk warga,” imbuh Riki.
Meskipun sempat mendongkrak perekonomian dan pemberdayaan warga, Riki mengaku, kini para pengrajin bambu di desa tersebut banyak yang gulung tikar.
“Karena pandemi Covid-19, mulai menurun (aktivitas pengrajin bambu). Sampai sekarang jadi terkendala di pandemi,” ucap Riki.
Baca Juga:BRI Selenggarakan Financial Data Challenge 2022 Dorong Pengembangan Data ScientistDesa Babakan Peuteuy Siapkan Konsep Multikultural, Bangun Pemberdayaan Hingga Ekonomi Warga
Sayangnya, belum ada wadah yang menampung para pengrajin bambu di desa tersebut, sehingga mereka bertahan dan memasarkan hasil karya seninya secara mandiri.
“Sistem keluarga, mereka secara mandiri dijual individu masing-masing. Tapi kita juga berusaha untuk membuat (kelompok) UMKM,” paparnya.
Riki berujar, jiwa seni yang dimiliki warga RW09 dan 11 di desa tersebut dapat membuat hasil karya dari olahan bambu seperti alat musik hingga sedotan.
“Jadi sedotannya dari bambu, selain meminimalisir penggunaan sedotan plastik karena bisa dicuci lagi, estetiknya juga dapet,” katanya.
Riki berharap, pemberdayaan hingga perekonomian warga Desa Babakan Peuteuy dapat kembali berkembang.
“Sementara kita banyak mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan warga dalam mengolah bambu,” pungkas Riki. (mg5)