Desa Babakan Peuteuy Siapkan Konsep Multikultural, Bangun Pemberdayaan Hingga Ekonomi Warga

CICALENGKA – Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung alokasikan dana desa 20 persen untuk pertanian dan peternakan.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Desa (Sekdes) Babakan Peuteuy, Riki Irmansyah. Dia berujar, adapun konsep penggunaan 20 persen dana desa itu, nantinya akan menerapkan sistem multikultural.

Diketahui sebelumnya, Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021, mengharuskan setiap desa menggunakan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan, binatang dan nabati.

Perpres Nomor 104 Tahun 2021 itu memuat tentang rincian anggaran pendapatan dan belanja negara dengan tahun anggaran 2022.

“Kita gunakan konsep multikultur, nanti konsepnya dilakukan penanaman menggunakan poly bag untuk tanaman dan juga fasilitas untuk hewan ternak,” kata Riki kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya.

“Kita sebelumnya juga (menggunakan 20 persen DD) melakukan msuyawarah sampai akhirnya sepakat untuk menerapkan sistem multikultur,” tambahnya.

Riki menjelaskan, tujuannya selain mengacu pada Perpres 104 tahun 2021, Desa Babakan Peuteuy ingin adanya pemberdayaan hingga peningkatan ekonomi masyarakat.

“Supaya mengaktivasi lahan di rumah-rumah warga. Contoh lalau satu rumah bisa panen jahe 5 kilo (gram) sekarang ada 1000 rumah yang panen, bisa jadi berapa ton hasil panen (jahe) dan berapa juta keuntungan yang dihasilkan,” ucap Riki.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Babakan Peuteuy, Ruswandi menerangkan, konsep multikultural itu supaya bisa memaksimalkan potensi masyarakat.

“Karena yang terpenting halaman rumah warga ini bisa diaktifasi. Dengan sistem ini (multikultural) nantinya setelah musyawarahkan bisa melibatkan semua unsur,” imbuh Ruswandi.

Menurutnya, selama ini setiap lembaga yang ada di Desa Babakan Peuteuy hanya fokus mengerjakan program masing-masing.

Kendati demikian, Ruswandi percaya, dengan sistem multikultural dapat membentuk budaya yang melibatkan semua unsur mulai dari warga, lembaga hingga Pemerintahan Desa dalam menjalankan program.

“PKK, BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dibatkan, karena selama ini parsial artinya masing-masing. Kalau bicara multikultural, kenapa gak bareng-bareng,” ujarnya.

Ruswandi mengatakan, nantinya hasil panen baik dari tanaman atau ternak yang dikelola warga, pihak desa siap menampung untuk dipasarkan.

Dia melanjutkan, sebelum dilkukan sosialisasi mengenai multikultural menggunakan 20 persen dana desa, pihak Desa Babakan Peuteuy sudah berupaya menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan