SURABAYA – Pihak pengelola Kenjeran Waterpark Surabaya menyebutkan, insiden ambruknya seluncuran air yang viral di media sosial disebabkan oleh kesalahan salah satu pengunjung.
Seluncuran air yang ambruk dan memakan korban luka-luka tersebut terjadi di Kenjeran Waterpark Surabaya pada Sabtu (7/5) pukul 13.20 WIB.
Mewakili pengelola, Subandi, selaku penanggungjawab operasional Kenjeran Waterpark Surabaya mengatakan bahwa kejadian itu bermula ketika seorang pengunjung yang juga menjadi korban, ME, berada di atas seluncuran setinggi 10 meter.
“Kemudian, ME merentangkan tangannya sehingga tubuhnya berhenti di salah satu titik seluncuran. Akibatnya, penumpang bertumpuk di titik itu. Akhirnya ambrol,” kata Bandi saat ditemui pada Sabtu (7/5) malam.
Kronologi itu diceritakan oleh salah seorang saksi yang hampir menjadi korban. Saksi yang enggan disebut namanya itu bercerita kepada Bandi bahwa Ia hampir menjadi satu diantara pengunjung.
“Untungnya dia lompat. Jadi nggak ikut ada disitu (seluncuran yang ambrol),” katanya.
Menurut dia, kronologi seperti itu sangat masuk akal. Mengingat salah satu aturan untuk berseluncur adalah melipat kedua tangan di depan dada supaya tidak ada peseluncur yang tertahan.
“Kalau tangannya direntangkan seperti itu, otomatis kan dia (ME), berhenti di tengah jalan. Akhirnya peseluncur lain di belakangnya ikut berhenti. Jadi beban yang harusnya ditahan oleh seluncuran itu muat 1 orang. Mau nggak mau jadi memuat 8–10 orang,” kata dia.
Lalu kemana petugas seluncuran? Bandi memastikan bahwa petugas sudah berjaga. Namun tidak di tengah seluncuran. Dia menambahkan, saat kejadian berlangsung, Bandi menyebut ada 10 petugas yang berjaga. Mereka menjadi penjaga di tiap kolam. “Ada 10 petugas yang jaga kolam. Bukan bertugas dimana-mana loh ya,” tegas dia. (rb/rit)