Hasanah pun mengaku, penjualan pada momentum Lebaran 2020 dan 2021 sangat menurun drastis.
“Sebelum Covid-19 ibu semalem aja bisa dapet sampai Rp5 juta, malah kadang kalau lagi rezekinya bisa Rp7 juta (rupiah) cuman semalem itu. Kalau seharian sama siangnya bisa Rp10 juta mungkin lebih,” papar Hasanah dengan antusias.
Menurutnya, setelah 5 tahun berjualan oleh-oleh di Jalan Raya Bandung-Garut area Nagreg, yang menjadi ciri khas penjualan yaitu peyeum dan ubi.
“Yang banyak dibeli dan dicari pemudik biasanya peuyeum sama ubi, kalau dodol kadang-kadang, sisanya kayak asinan atau kerupuk itu jarang (pembeli) paling sekali-sekali,” imbuhnya.
“Ubi sama peuyeum udah kayak ciri khas aja mungkin, soalnya setiap yang beli pasti cari itu,” tutup Hasanah.
Setelah aktivitas masyarakat dibatasi demi mengendalikan penyebaran virus Covid-19 selama 2 tahun, momentum Lebaran kini kembali terasa.
Disamping antusias masyarakat yang bisa kembali berkumpul bersama keluarga di kampung halaman merayakan Hari Raya Idul Fitri, para pedagang oleh-oleh pun menyambut meriahnya Lebaran 2022.
