JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional, pemerintah akan terus melakukan akselerasi dengan mengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pemerintah mengingkan, pengembangan KEK ini, diharapkan mewujudkan pertumbuhan ekonomi regional di daerah tersebut.
Adanya KEK juga mampu membangun nilai tambah atas penguasaan teknologi dan sumber daya manusia.
‘’Ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, serta peningkatan daya saing,’’kata Menko Airlangga Hartarto dalam keterangannya, 27/4).
Dalam kunjungan kerjanya ke Batam pada Rabu (27/0), Airlangga Hartarto meninjau KEK Batam Aero Technic (BAT) dan KEK Nongsa Digital Park (NDP).
Menko Airlangga melihat langsung kemajuan pembangunan sejak ditetapkannya kedua lokasi tersebut sebagai KEK.
Airlangga Hartarto mengakui pada kunjungan kali ini, terlihat progress dengan adanya pembangunan hangar baru.
Selain itu kapasitas maintenance meningkat. JHal ini seiring dengan target penambahan tenaga kerja untuk Kawasan KEK memnajadi 3.000 orang.
‘’Nah untuk 3000 tenaga kerja itu terdiri dari 1.500 insinyur/sarjana teknik, dan sisanya teknisi atau mekanik,” papar Menko Airlangga.
KEK BAT sendiri beroperasi sebagai KEK berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2021 dan berfokus pada kegiatan industri berbasis Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat udara serta logistik.
KEK BAT memiliki luas sebesar 30 hektare akan dibangun dalam 4 tahapan, sementara itu investasi yang akan masuk sampai 2030 ditargetkan sebesar Rp7,29 triliun.
Saat ini baru terealisasi ± Rp 3 triliun hingga April 2022. Penyerapan tenaga kerja di 2030 ditargetkan hingga sebanyak 9.976 orang, dan sudah terealisasi sebanyak 1.474 orang hingga April 2022 ini,’’ ujar Airlangga.
Selain itu, untuk industri MRO itu pencapaian target investasinya berdasarkan jumlah pesawat yang sedang diperbaiki.
Untuk kapasitas daya tamping sendiri sudah bertambah dan mampu menangani 44 pesawat pada saat yang bersamaan.
Adanya BAT ini diperkirakan akan menghemat devisa 65 persen sampai dengan -70persen dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional.
Diketahui untuk anggaran perbaikan pesawat terbang menelan anggaran senilai Rp26 triliun/tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.
Untuk itu, dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat.