BANDUNG – Sejak adanya Pandemi Covid-19, dampak perekonomian sangat dirasakan oleh berbagai sektor. Termasuk para pedagang Pasar Cihapit yang mengalami penurunan pemasukan.
Kepala Pasar Cihapit Dewi Wulansari mengungapkan, para pedagang pasar rata-rata mengalami penurunan omset sekitar 70 persen sampai dengan 90 persen.
‘’Tidak sedikit para pedagang yang menghentikan aktivitasnya karena terus mengalami kerugian,’’ujar Dewi dalam keterangannya, Sabtu, (23/4).
Untuk mengatasi masalah ini, salah satu terobosan inovatif yang dilakukan oleh Tokopedia patut diapresiasi.
Dengan pemanfaatan teknologi digital, lanjutnya, kini keberadaan pasar tradisional dapat tetap bertahan dengan menjual dagangannya secara online.
Pasar Cihapit yang berada di pusat Kota Bandung adalah salah satu contoh yang telah berhasil memanfaatkan pemasaran secara digital.
Berkolaborasi dengan platform digital Tokopedia para pedagang kini sudah berhasil memasarkan barang dagangannya melalui akun secara online.
Adanya pemanfaatan pemasaran digital ini, membuat Pasar tradisional itu kebanjiran order. Bahkan tidak sedikit transaksi pesanan berasal dari luar Kota Bandung
Saat ini sejumlah produk yang dijual pedagang Pasar Cihapit mulai dibanjiri pesanan yang datang dari luar Kota Bandung.
“Ada produk-produk dalam kemasan seperti kerupuk yang pemesannya berasal dari luar Kota Bandung, seperti Papua dan Aceh,’’katanya.
‘’Ini melebihi ekspektasi kami saat mulai berkolaborasi dengan Tokopedia melalui Pasar Cihapit Online,” tambah Dewi lagi.
Banjirnya pesanan ke para pedagang Pasar Cihapit ini disambut dengan gembira oleh para pedagang pasar.
Dengan begitu, potensi Pasar Cihapit yang sedemikian besar bisa dimaksimalkan dengan menjual produk-produk lainnya.
Dewi memaparkan, Inovasi yang digagas Tokopedia ini sangat membantu para pedagang Pasar Cihapit.
Sebab, sejauhn ini konsumen Pasar Cihapit sebelumnya merupakan pembeli tetap yang sudah menjadi langganan harian.
‘’Konsumen memang sebatas masyarakat yang tinggal di sekitaran pasar saja,’’ cetusnya.
Berbagai penataan dan pembenahan terus dilakukan, termasuk memasarkan melalui media sosial. Namun, semenjak adanya Pademi Covid-19, tidak lantas membuat pembeli bertambah.
Saat itu, konsumen bisa memesan melalui layanan pesan singkat WhatsApp (WA), tapi tidak berjalan lancar karena dinilai tidak simpel dan ribet.