Jabarekspres.com — Secara definisi, startup adalah seseorang atau kelompok yang baru merintis usaha dengan memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai motor utama rintisan usahanya.
Startup juga sangat populer di Indonesia sehingga ia mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Semangat untuk startup dari masyarakat itu lantas menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk lima besar jumlah startup di dunia untuk tahun sekarang, menurut laporan Startup Ranking, dilansir dari Databoks Katadata, Rabu (13/4/2022).
Dalam laporan tersebut, Indonesia untuk tahun sekarang memiliki 2.346 startup. Dengan jumlah tersebut, Indonesia menjadi negara yang menempati posisi kelima sebagai negara dengan jumlah usaha rintisan terbanyak di dunia.
Jumlah usaha rintisan yang ada di Indonesia itu jauh lebih banyak dari negara-negara maju, seperti Jerman, Australia, dan Perancis.
Dalam laporan tersebut, Jerman berada di posisi keenam dengan jumlah usaha rintisan sebanyak 2.298, Australia menempati peringkat ketujuh dengan sejumlah 2.276, sedangkan Perancis di posisi kedelapan sebanyak 1.570.
Sementara itu, Kanada berada di atas Indonesia dengan jumlah usaha rintisan sebanyak 3.332. Britania Raya berada di posisi ketiga dengan jumlah usaha rintisan sebanyak 6.258. India berada di posisi kedua dengan jumlah 13.244.
Posisi pertama ditempati oleh Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak di dunia, yakni 71.405.
Dengan demikian, semangat membangun usaha dari masyarakat Indonesia ini terbilang tinggi.
Selain itu, memang sudah seharusnya bahwa pemerintah mendorong usaha rintisan dari masyarakat yang bisa dibilang antusias ini.
Selain itu, perusahaan di luar Indonesia, Daewong Pharmaceutical mengumumkan rencana masa depan untuk bisnis dan Open innovation di Indonesia.
Mereka berpartisipasi secara virtual dalam acara investasi dan startup, yang diadakan di Universitas Indonesia belum lama ini.
Perusahaan tersebut menyatakan bahwa Open Innovation sebagai strategi utama untuk masa depan dalam waktu yang lama, dan telah membangun model kerja sama baru melalui mutual growth serta investasi di perusahaan rintisan yang mempunyai potensi besar.
“Kami juga mengharapkan kerja sama dengan Daewoong Pharmaceutical dan pemerintah Indonesia untuk pengembangan riset, seperti membangun pusat penelitian medis baru dan proyek laboratorium klinis,” ujar Dekan Fakultas Farmasi UI, Arry Yanuar dikutip dari Viva.co.id, Senin (18/4/2022).