Kendati demikian, laporan IPCC itu juga tidak hanya mengabarkan kabar suram. Ada kabar gembira yang juga mesti disambut.
- Kabar Gembira mengenai Krisis Perubahan Iklim
Emisi gas rumah kaca berada pada level tertinggi antara 2010 hingga 2019. Namun, tingkat itu telah melandai secara signifikan, akibat pandemi Covid-19.
Kabar baik lainnya, menurut laporan itu, teknologi dan kebijakan utama yang diperlukan untuk menjaga pemanasan global sudah tersedia. Misalnya, tenaga surya dan angin adalah beberapa cara terbaik yang kita miliki untuk memerangi perubahan iklim.
“Sekarang ada lebih banyak pilihan dan lebih banyak cara bagi kita semua untuk terlibat dalam mitigasi perubahan iklim yang berada dalam ranah hemat biaya,” kata Sohngen.
“Sebagian alasan mengapa orang lebih optimis tentang laporan ini adalah karena kita benar-benar telah membuat kemajuan dalam pengurangan emisi melalui tindakan mitigasi,” ucap Sohngen menambahkan.
Yang menjadi permasalahan utama sekarang adalah mencari cara untuk mengimplementasikannya dengan lebih baik, kata Sohngen. Salah satu rintangan terbesar yang harus diatasi umat manusia bermuara pada pendanaan.
“Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa jika kita ingin tetap berada di bawah target 1,5 derajat, kita harus benar-benar meningkatkan pembiayaan,” kata Sohngen.
“Kami memperkirakan bahwa sekitar $50 hingga $250 miliar per tahun selama dekade berikutnya diperlukan untuk mencapai beberapa tujuan di sektor penggunaan lahan untuk mitigasi,” tandasnya.
Pada titik inilah, antara penggunaan lahan dan manusia, laporan tersebut menunjukkan “hubungan kuat antara pembangunan berkelanjutan, kerentanan, dan risiko iklim.”.
Artinya, meningkatkan upaya untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan, dan menghapus kemiskinan ekstrem, dapat menjadi faktor penting dalam mengendalikan dan memantau kesehatan Bumi secara total.
Sohngen mengatakan bahwa ia optimis tentang bagaimana publik akan menanggapi laporan tersebut.
“Tidak diragukan lagi ada beberapa pendekatan terhadap perubahan iklim yang tidak kita pikirkan sekarang yang diharapkan, generasi ilmuwan berikutnya akan memikirkannya di masa depan,” kata Sohngen.
“Saya pikir laporan ini adalah kesempatan bagi orang untuk belajar dan mengembangkan metode baru, dan solusi yang lebih baik untuk krisis iklim,” pungkasnya.***