Jabarekspres.com – Saat puasa di bulan Ramadan, sahur merupakan salah satu amalan yang dapat memberi kekuatan seseorang untuk bisa melaksanakan puasa hingga magrib. Namun apakah boleh puasa tanpa sahur?
Puasa tanpa sahur sebenarnya tidak apa-apa, namun hal itu berarti seseorang telah melewatkan amalan sunah yang diteladankan Rasulullah.
Berdasarkan hadits dari H.R al-Bukhori, Rasulullah SAW bersabda:
“Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan.”
Selain hadits dari al-Bukhori, dalil sunah sahur ada dalam hadits H.R Ahmad. Dalam hadits ini Rasulullah SAW bersabda:
“Umatku senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.”
Makan sahur merupakan bagian yang sangat baik apabila dilakukan, karena di dalam sahur banyak keberkahan.
Rasulullah SAW dalam hadits H.R Ahmad lainnya bersabda:
“Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.”
Waktu sahur yang disunahkan Rasulullah adalah pada tengah malam dan diakhiri sampai waktu antara malam dan terbit fajar atau sebelum shubuh.
“Nabi SAW pernah ditanya, ‘Malam apa yang paling didengar (doa)?’ ‘Sepertiga terakhir malam,’ tegas Nabi SAW. Dalam hadits lain, Nabi SAW berkata, ‘Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah.’ Kemungkinan yang dimaksud waktu sahur yang tepat dengan mengakhirkan sahur di sini ialah mengerjakannya di sepertiga terakhir malam. Pada waktu itu doa, ampunan, dan hajat dikabulkan Allah SWT,” kata Abu Bakar Al Kalabazi dalam kitab Bahrul Fawaid.
Namun, jika terlewat sahur karena bangun kesiangan, apakah bisa melanjutkan puasa atau harus menggantinya di hari lain?
Hal tersebut menjadi pertimbangan, mengingat puasa sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Dilansir dari berbagai sumber, meskipun melewatkan sahur, ibadah puasa orang tersebut masih dianggap sah. Tetapi alangkah baiknya jangan sampai melewatkan sahur, meskipun hanya minum air satu teguk. (bbs/ran)
