BANDUNG – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku bahwa permasalahan sampah di Kota Bandung hingga saat ini masih menjadi polemik.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana akan meminjam aset berupa lahan kosong yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat (AD).
Lahan kosong tersebut, kata Yana, akan dijadikan sebagai tempat pengolahan sampah terpadu.
“Pemkot minta kerjasama dengan lahan atau aset milik AD (TNI), karena kita butuh 2 hektar untuk tempat pengolahan sampah terpadu. Alhamdulillah kemarin Jenderal Dudung (KASAD) sudah mengizinkan Pemkot untuk menggunakan aset milik AD untuk pengolahan sampah terpadu,” beber Yana, pada Sabtu (9/4).
Yana juga menjelaskan, dalam waktu dekat ini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti dikhawatirkan tidak bisa menampung lagi sampah yang dikirim dari Kota Bandung.
“Karena dari 1500 ton sampah Kota Bandung baru 300 ton yang baru bisa diolah. 1200 tetap dibuang ke TPA Sarimukti, dan kemungkinan dalam waktu dekat ini juga Sarimukti sudah overload (melebihi kapasitas). Bahkan tahun depan saya dengar mau ditutup,” ucapnya.
“kemudian TPA terpadu Legok nangka itu juga belum bisa operasional. Jadi kita tidak mau ada tragedi seperti tahun 2005 di Leuwigajah (TPA), jangan sampai Bandung jadi lautan sampah kembali,” imbuhnya.
Sementara itu, ketika disinggung terkait program Pengolahan sampah organik yang di bernama Kang Pisman, Yana menuturkan bahwa program tersebut saat ini masih tetap berjalan.
Yang dimana, kata dia, hanya sekitar 300 ton sampah di Kota Bandung yang baru berhasil diolah melalui program Kang Pisman.
“Dari 1500 ada 300 ton sudah terproses. Ada yang dengan kompos, blacksolderplay, macem macem. Dan 1200 (ton sampah), itu 49 persennya organik. Kemungkinan yang dengan TNI AD (peminjaman lahan), akan menyelesaikan yang 49 persen yang organik,” tuturnya. (Mg4/wan)