BANDUNG – Setelah melambungnya harga minyak goreng (Migor) kemasan, kini giliran minyak goreng curah susah didaptkan di Kota Bandung.
Di Pasar Kosambi beberapa pedagang grosir mengaku belum mendapatkan pasokan minyak goreng curah dalam beberapa hari ini.
Sementara itu untuk minyak goreng dalam kemasan baik yang sederhana maupun premiun masih tersedia dibeberapa minimarket di Kota Bandung.
Hanya saja untu minyak goreng kemasan harga yang di bandrol mencapai 50 ribu rupiah untuk jenis minyak goreng premium.
Dari pantauan Jabar ekspres, di Pasar Tradisional terbesar di Kota Bandung itu di salah satu kios yang sering menjual minyak goreng terlihat beberapa derijen Migor curah kosong.
Menurut salah seorang pedagang minyak goreng curah, Sutisna, 55 menjelaskan bahwa ketersediaam minyak goreng curah di lapak dagangannya sudah kosong sejak dua hari kebelakang.
“Minyak curah sekarang menipis pasokannya gak ada. Malahan saya sudah dua hari kosong engga jual lagi minyak curah, dan biasanya tiap hari ngejual,” ucapnya ketika ditemui di kapak dagangannya, Minggu ,(20/3).
Asep juga menambahkan, dirinya biasa menjual minyak goreng curah tersebut di kisaran Rp 17.000 – Rp 18.000 per kilo nya.
Tapi dengan adanya kelangkaan ini, dirinya bisa menjual dengan harga Rp 20.000 karena untuk mendapatkan dari penyalur juga harganya naik.
“Biasanya sampe 17 – 18 ribu sekilo, nah kalau misalnya sekarang sudah langka kaya gini bisa sampe 20 ribuan sekilonya kita jual,” ungkapnya
Bahkan ia juga mengungkapkan, dengan adanya kondisi seperti ini yang dimana harga untuk migor kemasan kian melambung, otomatis masyarakat akan beralih menggunakan curah.
Akan tetapi, kondisi minyak curah dilapangan masih sulit dijumpai. Sehingga, Asep berharap kepada Pemerintah bisa mensuplai kebutuhan di masyarakat terutama migor curah.
“Ya kalau saya sih terutama pedagang kasian ke konsumen ya, seperti penjual gorengan pasti itu mengeluh karena beli minyak kemasan mahal, beli yang curah juga engga ada,’’katanya.
Dia berharap kepada pemerintah mudah-mudahan bisa mensuplai migor secara rutin.
Menanggapi adanya hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengakui, semenjak ada kebijakan minyak goreng kemasan dicabut subsidinya, keberadaan minyak goreng curah justru hilang dipasaran.