SUMEDANG – Gelar kegiatan sosial jelang Ramadan, ratusan warga Sumedang turut berpartisipasi dalam pelaksanaan donor darah, Minggu (20/3).
Pelaksanaan donor darah itu dilakukan di area Perumahan SBG, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Dibantu Palang Merah Indonesia (PMI) Sumedang pada pelaksanaannya, Yayasan Donor Darah Sukarela 100 Jawa Barat fasilitasi kegiatan tersebut.
Ketua Yayasan Donor Darah Sukarela 100 Jabar, Tulus Baedi menyampaikan, donor darah sudah sering dilakukan hingga jadi kegiatan rutin.
“Kita bertujuan supaya masyarakat mempunyai kesadaran diri terhadap pentingnya donor darah,” kata Tulus kepada Jabar Ekspres.
Menurutnya, selain memberikan kestabilan imun tubuh, donor darah bisa jadi ladang beramal sebab membantu orang lain yang kekurangan darah.
“Kita lakukan kegiatan donor darah ini bukan pertama kalinya. Kita sudah bergerak melalui organisasi yang sudah berizin pada Januari 2020,” ujarnya.
Tulus mengaku, ketersediaan darah khususnya di Kabupaten Sumedang kerap mengalami kekurangan sebab minimnya pendonor.
Karenanya, dia bersama rekan-rekan organisasi berupaya mengedukasi masyarakat mengenai donor darah hingga siap fasilitasi pelaksanaannya.
“Misalkan kita bisa dapat pendonor 150, tapi yang membutuhkan ada 300. Artinya stok darah tetap kurang,” ucap Tulus.
Dia berpesan, agar masyarakat terutama warga Sumedang bisa lebih sadar terhadap pentingnya donor darah, selain baik untuk diri sendiri juga bermanfaat bagi orang lain.
Sementara itu, Humas Unit Donor Darah PMI Sumedang, Deni mengatakan, untuk pelaksanaan donor darah hari ini ditargetkan sebanyak 150 pendonor.
“Hari ini kita targetkan sebanyak 150 pendonor dengan berbagai macam golongan darah,” imbuh Deni.
“Alhamdulillah warga antusiasnya lumayan besar, dari target 150 pendonor tercapai 115 orang. Itu sebagian karena tidak bisa donor karena tensinya tinggi dan alasan lain,” tambahnya.
Salah seorang pendonor, Dela Fitri Irawan, 23, warga RW02, Desa Pasirnanjung mengatakan, alasan dia mendonor darah karena ingin hilangkan ketakutan terhadap darah.
“Sering ikut donor darah di sini karena rutin juga kegiatannya setiap 3 bulan sekali. Sampai sekarang udah ikut donor kelima kalinya,” ucap Fitri.
“Awalnya karena takut darah, niat biar gak takut lagi (darah) jadi coba ikut donor darah. Sekarang udah gak terlalu takut cuman masih tegang tiap liat darah,” tambahnya.