BANDUNG – Setelah harga minyak goreng kemasan harganya melambung tinggi. Kini minyak goreng curah sulit didapatkan di tingkat pedagang.
Salah satu pedagang Dedi Febriyanto 60 mengakui, sudah beberapa hari ini pasokan minyak goreng curah pasokannya tersendat.
‘’Kita sudah tiga hari migor curah sulit didapatkan,’’kata Dedi ketika ditemui Jabarekspres.com, Minggu, (19/3).
Dedi mengakui, sudah mencari migor curah dibeberapa pedagang besar atau grosir dan ondisinya sama saja kosong.
Dibeberapa pedagang grosir di wilayah Bandung Timur minyak goreng curah sulit didapatkan. Biasanya, Dedi menyebut mendapatkan suplai minyak goreng dari distributor yang rutin menyuplai ke grosir miliknya.
“Ini sudah tiga hari di beberapa grosir se-Bandung Timur, stok minyak curah enggak ada,” ucapnya
Dedi menyebut, migor curah sebetulnya harganya belum ada kenaikan. Di tingkat grosir harga minyak goreng curah Rp 10.500 per liter.
‘’Biasanya kadang kebagian, kadang kehabisan. Kalau alasan pedagang, memang, barang itu nggak ada,” jelasnya.
Imbasnya, Dedi selama tiga hari ini belum kembali berjualan. Lantaran stok di grosir masih belum tersedia.
“Tidak jualan dulu. Minyak curah tidak ada barang. Kosong. Kami pedagang kecil, mah, begini saja. Kalau barang di grosir ada, kami jual,” imbuhnya.
Dedi mengaku masih bisa berdagang minyak goreng kemasan meski harganya saat ini melambung tinggi. Sehingga harus berhenti dulu.
“Minyak kemasan pun tidak jualan karena mahal. Gimana mau jualan. Harga sampai Rp50 ribuan, itu berapa mau jual ke pembeli?” ujarnya.
“Karena kalau harga dipatok pada angka Rp48-50 ribuan aja, daya beli masyarakat tak ada. Apalagi sekarang ekonomi lagi kayak gini. Sulit,” tambahnya. (zar/yan).