Disdik Kota Bandung Ungkap Kendala Metode PJJ, Peran Orang Tua Disorot

BANDUNG – Ribuan siswa di Kota Cimahi dinilai masih tidak bisa membaca dan menulis akibat metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama Pandemi Covid-19. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, mengklaim di Kota Bandung sendiri berjalan dengan normal.

Namun, Sekretaris Disdik Kota Bandung, Cucu Hidayat menyebut sebanyak 517 Sekolah di Kota Bandung menggunakan metode pembelajaran secara khusus.

“Karena baik PJJ maupun Tatap Muka (PTM), itu berjalan baik, tapi skor literasi di angka 517 (Sekolah) yang menggunakan kurikulum khusus, sedangkan skor literasi yang menggunakan kurikulum 2013 secara utuh di angka 482. Dan Pada saat pandemi, ternyata lebih tinggi skornya bagi siswa yang sekolah nya menerapkan kurikulum darurat atau khusus. danBatas terendah di angka 300,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (11/3).

“Dan Kalau di Kota Bandung data yang tadi itu, menunjukan angka berdasarkan hasil sampling secara Nasional, berarti itu angka te rendah itu diangka 300, itu berdasarkan PTM mutu. Jadi dilihat dari PTM mutu pendidikan hasil acesment Nasional itu di atas 300 sampai 500 (sekolah),” tambahnya.

Cucu mengungkapkan, kendala utama yang dialami oleh pihak sekolah dalam memberi materi pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 terutama dengan metode PJJ, yakni peran orang tua.

Dia menjelaskan, hingga saat ini peran orang tua dalam mengawasi dan mendampingi anaknya saat melakukan metode PJJ belum optimal.

“Kendala yang paling utama, terutama yang PJJ, itu adalah belum optimal membangun kerja sama dengan pihak orang tua dengan Sekolah. Lalu dukungan, bimbingan perhatian dengan orangtua. Itu belum maksimal. Terutama dari peran orangtua yang harus didorong. Sebab kalau Tatap Muka (PTM) itu berlaku belajarnya pasti diawasi oleh guru. Kalau dirumah kan melalui orang tua. Jadi ini yang harus didorong,” jelasnya.

Dia menuturkan, hingga saat ini pihaknya tengah mengunakan PPF mutu dari Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) guna mengetahui kemampuan siswa di Kota Bandung terutama Sekolah Dasar (SD) di masa pandemi ini.

“Sementara ini, kami menggunakan PPF mutu dari Kemendikbud untuk memotret tentang kemampuan anak-anak atau siswa di Kota Bandung, melalui acesment nasional dan angkanya 517 untuk skor yang menggunakan kurikulum khusus, dan yg menggunakan kurikulum 2013 secara utuh di angka 482,” pungkasnya. (mg4/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan