SUMEDANG – Dua permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah kesulitan dalam permodalan dan pemasaran.
Untuk itu, Pemda Kabupaten Sumedang dalam sehari menggelar dua kegiatan sekaligus untuk menjawab permasalahan tersebut.
Kegiatan pertama ialah Bursa Modal Murah bagi UMKM dengan menggandeng 11 bank dan lembaga keuangan yang bertempat di Pendopo Setda.
Sedangkan kegiatan kedua ialah Pelatihan Kewirausahaan Mandiri UMKM bekerja sama dengan PT Indomarco Prismatama di Aula Tampomas Setda.
Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Hilman Taufik Wijaya Somantri dalam laporannya mengatakan, Bursa Modal Murah berlangsung selama dua hari, 17-18 Februari 2022, sedangkan pelatihan hanya berlangsung sehari 17 Februari 2022, diikuti 150 UMKM binaan Diskoperindag Kabupaten Sumedang.
“Setidaknya ada sebelas bank dan lembaga yang terlibat dalam Bursa Modal Murah ini yakni BRI, BNI, Bank bjb, BSI, BTN, Bank Mandiri, Pegadaian, PNM, Bank Sumedang, Bumdesma dan LKM Sumedang. Adapun sasarannya adalah para pelaku UMKM, perajin, kelompok tani dan ternak,” ujarnya.
Dikatakan, BUMN dan BUMD tersebut menyediakan layanan pinjaman berupa kredit usaha rakyat yang bunganya sangat rendah, bahkan ada yang tanpa jaminan.
“Rata-rata produknya berupa KUR. BUMD Bank Sumedang sendiri meluncurkan Kredit Usaha Rakyat Daerah atau Kurda. Bunganya cukup kompetitif hanya 3 persen sehingga bisa menjadi pilihan bagi para pelaku UMKM,” terangnya.
Dikatakan, dua kegiatan tersebut adalah sebagai bagian dari penerapan konsep memajukan UMKM dari hulu sampai hilir, termasuk kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kemampuan para pelaku UMKM Kabupaten Sumedang.
“Konsep ini bertujuan agar UMKM naik kelas. Jadi yang tadinya usaha mikro kita dorong menjadi usaha kecil dan naik lagi menjadi usaha menengah,” ujar Asisten.
Terkait Pelatihan Kewirausahaan Mandiri UMKM, Branch Manager PT. Indomarco, Dedi Yusup Apriadi menyampaikan, para pelaku UMKM dilatih agar produk-produknya bisa bersaing dan bisa memenuhi persyaratan untuk masuk toko modern seperti Indomaret.
“Produk-produk UMKM nanti akan dipilih untuk dicek lebih lanjut. Waktunya bisa satu bulan, karena bukan hanya dari segi packaging, PIRT dan kadaluarsanya saja, tetapi juga dari segi rasa,” tuturnya.