Jabarekspres.com – Apple Inc. mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah berhenti menjual produk fisiknya untuk sementara di Rusia, dilansir dari Euronews.com, Rabu (03/03/2022).
Langkah Apple Inc. tersebut merupakan reaksi atas serangan militer Rusia terhadap Ukraina. Dengan begitu, orang-orang Rusia tidak akan bisa membeli produk-produk perusahaan tersebut seperti iPhone atau Macbook.
Sebelumnya perusahaan raksasa teknologi itu memang telah berhenti mengekspor produk-produknya ke Rusia pada minggu lalu. Selain itu juga Apple telah membatasi layanan digital seperti Apple Pay di Rusia.
“Kami sangat prihatin dengan invasi Rusia ke Ukraina dan mendukung semua orang yang menderita akibat kekerasan itu,” kata pihak Apple dalam sebuah pernyataan.
“Kami mendukung upaya kemanusiaan, memberikan bantuan untuk krisis pengungsi yang sedang berlangsung, dan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung tim kami di wilayah tersebut,” pungkas raksasa teknologi itu.
Mereka juga mengumumkan bahwa Apple Store telah menutup agensi-agensi media seperti Russia Today News dan Sputnik. Dengan begitu, aplikasi pemberitaan Russia Today News dan Sputnik tidak bisa diunduh di Apple Store.
Perusahaan yang pernah digawangi Steven Jobs itu juga menambahkan bahwa mereka telah menonaktifkan lalu lintas dan insiden langsung di Apple Maps di Ukraina sebagai tindakan keamanan dan pencegahan bagi warga Ukraina.
Wakil Perdana Menteri Ukraina dan Menteri Transformasi Digital Myhailo Fedorov bahkan meminta agar Apple Inc. tidak akan pernah lagi menjual produk-produknya di Rusia.
“Jangan pernah ada lagi penjualan produk Apple di Rusia!” ungkap Fedorov lewat akun Twitter miliknya.
Fedorov sebelumnya memang telah melayang surat pada CEO Apple Tim Cook dengan tujuan untuk meminta Apple Inc. berhenti memasok layanan dan produk Apple dan beserta Apple Store pada Rusia.
Untuk menanggapi langsung situasi dan kondisi yang dialami warga sipil Ukraina, Apple Inc. telah memblokir lalu lintas di Apple Maps di Ukraina. Upaya tersebut diambil oleh Apple Inc. dengan maksud pemberian keamanan dan keselamatan bagi penduduk sipil Ukraina yang sedang bertahan dari serangan Rusia.
