JAKARTA – Konsep bekerja hibrida sudah menjadi norma baru yang diadopsi masyarakat. Cara ini membuka berbagai kemungkinan baru bagi para life maximizers untuk menyeimbangkan kesehariannya dalam bekerja, berkarya, dan berkespresi di mana pun. Dalam hal ini, Galaxy S22 Ultra 5G yang diluncurkan pada 9 Februari lalu menghadirkan dobrakan dengan S Pen
S Pen tersebut tertanam langsung pada seri S, menjadikannya productivity tools tercanggih untuk kerja hibrida. Didukung prosesor 4nm pertama serta chipset Snapdragon 8 Gen 1, Galaxy S22 Ultra 5G pun benar-benar menjadi daily driver sempurna untuk meningkatkan pengalaman bekerja di mana saja.
“Samsung kembali dengan berbagai inovasi yang membawa standar baru untuk smartphone flagship, dari Pro Grade Camera, powerful chipset, hingga pembaruan S Pen yang bertujuan untuk mendukung gaya hidup masyarakat di era digital. Samsung terus mempelajari kebutuhan konsumen yang semakin terintegrasi dalam memenuhi kehidupan profesional maupun personal,” ujar Selvia Gofar, Head of Product Marketing Samsung Mobile Experience, Samsung Electronics Indonesia.
Karena itu, Galaxy S22 Ultra 5G dirancang khusus untuk menjadi daily driver yang menunjang produktivitas pengguna dalam hal apa pun dimana pun khususnya dimasa kerja hibrida saat ini dengan menggabungkan kekuatan performa seri Note dan kreativitas superior dari kamera seri S,” sambungnya.
Dilansir dari Harvard Business Review, bekerja secara hibrida dari mana saja kerap dianggap menyenangkan karena keleluasaan yang dimiliki. Faktanya, bekerja tanpa tatap muka justru lebih melelahkan karena banyaknya koordinasi yang harus dilakukan, dari mencocokkan jadwal, komunikasi jarak jauh, dan lainnya.
Mempertahankan kolaborasi yang baik antar tim pun dapat menjadi salah satu cara agar bekerja tetap efektif. Lantas, bagaimana membangun kerja sama walau berjauhan? Simak cara kerja lebih pintar dengan memanfaatkan S Pen berikut ini:
Berbagi informasi on-the-go
Bagi kamu yang terbiasa menulis hasil meeting pada buku catatan pasti akan merasa kerepotan saat proses mengetik ulang, apalagi waktu tambahan yang harus dihabiskan hanya untuk menyalin. Sebaliknya, menulis dengan stylus terkadang mendapat pengalaman kurang memuaskan karena tidak senyaman menulis di buku catatan.