Jabarekspres.com – Media sosial twitter heboh dengan kata kunci TANPA SENDOK pada Senin (21/02). Dalam tweet yang di tulis oleh @dianparamita, ia melayangkan protes terhadap salah satu resto karena beri sendok plastik. “udah nggak ngerti lagi sama resto2 yang udah di kasih notes “TANPA SENDOK’. Udah di-DM, bahkan di telpon, tapi tetep ngasih sendok plastik!!! Kok ignorant bgt sih?! Kurang apa berita tentang sampah plastik merusak alam?? Kok bisa ga peduli?? Plis, bantu saya, saya harus gimana lagi?” ujarnya.
Tweet milik Dian tersebut mendapat sekitar 2.000+ balasan, 8.000+ retweet serta 2.000+ likes. Namun netizen bukan mendukung tweet miliknya, tetapi lebih melihat bagaimana cara ia meminta baik-baik kepada pihak resto. Menurut pengakuan Dian, ia sudah menghubungi pihak resto selama seminggu namun tidak digubris.
Salah satu netizen merespon tweet milik Dian. “kamu bisa bilang ‘Tolong tidak menyertakan sendok dan sedotan. Terimakasih’.” Ujar @liviatoures. Akun tersebut pun menambahkan “itu. Apa susah bilang hal se-sopan itu? Maksudku, gimana kamu bisa ekspektasi orang menghargai dan mendengar kalau kamu gabisa lakuin itu sebelumnya.”
Dalam tweet milik Dian, ia memiliki niat untuk mengurangi sampah plastik yang semakin banyak di dunia. Hal ini mungkin menjadi tamparan untuk kaum remaja saat ini bahwa perlu untuk kita melestarikan dan menjaga lingkungan. Pengurangan sampah plastik akan mengurangi dampak global warming yang semakin terasa. Namun apakah cara Dian adalah cara yang benar? Netizen mengomentari cara yang di lakukan oleh Dian kepada pemilik resto dapat di katakan tidak sopan.
Para netizen kemudian berbondong-bondong melakukan aksi perundungan melalui media sosial dan menggunakan kata sendok plastik sebagai bahan candaan. Bahkan, ada netizen yang berkomentar tidak baik seperti menyumpahi mati kepada Dian yang kemudian mendapat hantaman keras dari netizen lainnya. Perundungan terhadap Dian masih berlangsung hingga kini sedikit meredam. Namun komentar mengenai menyumpahi mati kepada Dian saat ini menjadi perbincangan utamanya dari kasus ‘tanpa sendok’.
