JAKARTA – Alat pelacak varian Outbreak.info, Subvarian Omicron BA.2 sudah meluas di Amerika Serikat dan telah dilaporkan di 47 negara bagian.
Subvarian Omicron BA.2 membuat kekhawatiran muncul bahwa para penyintas yang sudah memiliki Riwayat terinfeksi Covid-19 sebelumnya dapat terinfeksi kembali.
Outbreak.info menggunakan data yang dikirimkan ke database genom virus GISAID. Outbreak.info menunjukkan telah ditemukan hanya dalam 790 kasus berurutan. Sedangkan Omicron secara keseluruhan telah menyumbang lebih dari 370 ribu kasus di negara ini.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan pada pekan ini bahwa BA.2 menyumbang 3,6 persen dari semua kasus Covid di negara itu antara 30 Januari dan 5 Februari, dengan subtipe Omicron lainnya menyumbang 96,4 persen sisanya.
Data dari beberapa negara menunjukkan bahwa BA.2 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan subtipe Omicron BA.1, yang bertanggung jawab atas sebagian besar kasus Omicron.
Ketua Komite Penilaian Varian SARS-CoV-2 Denmark, dr. Troels Lillebaek, mengatakan kepada Newsweek pekan lalu bahwa sejauh ini, tidak ada perbedaan risiko rawat inap yang ditemukan di BA.2 dibandingkan dengan BA.1.
Selain itu, menurut data dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HSA) seperti dilansir dari Newsweek, Minggu (20/2), vaksin masih efektif termasuk booster.
Salah satu yang paling tidak diketahui tentang BA.2 adalah kekhawatiran menginfeksi ulang orang yang telah tertular BA.1. Artinya, orang berpotensi tertular Covid-19 dua kali hanya dalam beberapa bulan.
Pertanyaan yang sama diajukan dalam sesi tanya jawab Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Selasa lalu, Manajer insiden organisasi dr. Abdi Mahamud mengatakan bahwa jawabannya tidak jelas.
Saat ini WHO masih menyelidiki risiko penularan BA.1 dan BA.2. Beberapa orang menyebut BA.2 sebagai siluman Omicron karena muncul secara berbeda pada tes Covid-19 di PCR dari jenis Omicron dominan yang ada. (fin/ran)