BEKASI – Angin puting beliung kembali menerjang Bekasi, menghancurkan satu rumah warga milik keluarga Masuti (35) di Kampung Tambun Bohir, RT 21/12, Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Amukan angin puting beliung ini terjadi selasa (15/2) sore, diawali dengan gulungan angin yang pertama kali muncul di areal persawahan kemudian mengarah ke pemukiman warga.
“Kena angin puting beliung kemarin, ini atap saya sudah tidak ada, hancur berkeping-keping ‘ketiup’ angin,” kata Masuti saat ditemui di rumahnya, Rabu (16/2).
Ia mengaku melihat saat angin masih bergulung-gulung di areal pesawahan yang berjarak sekitar 500 meter dari depan rumahnya. karenanya dia menyuruh anak bungsunya masuk ke dalam rumah.
“Gelap ‘banget’ kemarin sore, awalnya saya melihat angin dari arah sawah ‘muter-muter’, ‘gede’ banget. Hujan juga rintik-rintik. Terus saya suruh anak saya masuk, suami sudah di dalam, kalau anak saya yang besar lagi main di rumah tetangga,” katanya.
Tidak lama berselang, kata dia, terdengar suara gemuruh dari atas rumahnya. Seketika angin membawa serta asbes atap rumahnya ke arah belakang.
Masuti beserta suami dan anaknya yang kala itu berada di dalam rumah, langsung berlari keluar untuk menyelamatkan diri.
“Cepat banget kejadiannya, langsung saja atapnya kebawa angin. Langsung saya sama suami dan anak pergi keluar,” katanya.
Ia mengaku kejadian tersebut bahkan menyebabkan kabel listrik yang sudah lama melintang di atas atap rumahnya ikut terbawa angin puting beliung. Sejumlah pohon juga patah akibat kencangnya angin tersebut.
“Asbes hancur, terus kabel listrik putus ke arah belakang. Untung saya larinya ke arah depan rumah. Pohon di belakang juga pada patah. Rumah saya saja yang kena, tetangga saya tidak,” katanya.
Ia beserta keluarga kini terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya yang tinggal di dekat lokasi kejadian. Ia pun hingga kini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah setempat.
“Sudah didatangi sama orang desa. Belum ada bantuan apa-apa. Datang cuma melihat saja kondisinya seperti apa,” demikian Masuti. (ant/rit)