Tips Validasi Informasi di Internet Agar Terhindar dari Hoaks

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan bias atau agenda sumber karena akan membantu Anda menimbang informasi yang diterima secara lebih objektif dan jangan lupa memperhatikan detail informasi yang disajikan.

Pada gambar misalnya, ini dapat diubah menggunakan Photoshop dan alat pengeditan lainnya. Untuk melihat apakah gambar telah diubah, coba cari gambar orisinil dengan pencarian gambar Google atau TinEye.

Memperhatikan pola atau gaya bahasa juga demikian. Informasi yang salah, tidak akurat atau cenderung hoaks biasanya menggunakan kutipan-kutipan “nendang” dan cenderung menyudutkan satu pihak.

Selain itu, penting juga untuk mencari keberagaman kasus. Ketika datang ke teks-teks yang merujuk pada beberapa dugaan fenomena massa, seperti berita bahwa “setelah vaksinasi, orang kehilangan kemampuan untuk hamil,” kita dapat mulai mencari semua sumber yang ada untuk pertanyaan ini.

Sebaiknya fokus pada hal-hal seperti nama, usia atau saksi mata, serta tempat dan tanggal acara. Jika detail kunci seperti itu dalam cerita mengalami kecocokan secara berulang, kemungkinan itu adalah kasus tunggal, dan bukan fenomena massal yang mereka coba yakinkan.

Gunakan sumber daya yang andal dalam verifikasi informasi juga perlu. Tentu saja, tidak mungkin kita untuk memeriksa setiap teks yang kita lihat di Internet. Selain itu, seringkali tidak perlu karena para profesional telah melakukannya untuk Anda.

Pemeriksa fakta berita berbahasa Inggris yang terpercaya seperti Snopes dapat memisahkan mana berita palsu dan yang tidak, sumber daya menggunakan sistem peringkat kompleks yang membantu Anda memahami apakah sebuah informasi adalah benar, bohong belaka, atau hanya kesalahan. Snopes menyelidiki cerita dari berbagai topik: budaya dan sejarah, ilmiah, dan politik.

Perlu diingat bahwa seperti sumber online lainnya, pemeriksa fakta juga melakukan kesalahan, itulah sebabnya sangat penting untuk dapat memeriksa informasi secara mandiri. Dengan mata yang terlatih, Anda akan segera mengerti di mana letak kesalahan dalam penalaran sebuah pesan. (jawapos/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan