Minyak Goreng Langka Imbas Pembeli dari Pasar Tradisional Beralih ke Toko Ritel

KATAPANG – Para pelaku ritel harus menyiapkan strategi agar pembeli minyak goreng bisa merata. Minyak goreng menjadi langka imbas dari penerapan aturan satu harga minyak goreng Rp14 ribu per liter, banyak konsumen yang beralih dari pasar tradisional ke pasar modern atau ritel.

Kepala Administrasi Pusat Borma Group, Yudi Hartanto membenarkan konsumen dari pasar tradisional, pasar rakyat, pedagang tradisional beralih ke ritel modern untuk memperoleh minyak goreng. Hal tersebut menyebabkan minyak goreng yang ada di ritel habis dalam waktu satu hingga dua jam saja dan menjadi langka.

“Berapa pun yang kami display dalam waktu satu sampai dua jam habis,” kata Yudi saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (10/2).

Menggapai kondisi kelangkaan tersebut, pihaknya mengutamakan pemerataan. Artinya, melakukan antisipasi terhadap konsumen yang berbelanja lebih dari dua liter minyak goreng.

Yudi menyebutkan berdasarkan data ketersediaan minyak goreng di Borma, ada 780 ribu liter. Untuk minimarket, pengirimannya dijatah dari distributornya sehingga menyebabkan adanya keterlambatan. Menurutnya, dengan stok 780 ribu liter maka seharusnya cukup untuk beberapa hari ke depan.

“Jadi kalau kosong enggak juga, karena stoknya ada, ditambah lagi dari distributor memang belum memenuhi purchase order (PO) yang diterbitkan oleh masing-masing toko ritel,” katanya.

Setiap hari, pihaknya melaporkan stok minyak goreng ke Pemerintah Pusat melalui DPP Aperindo. Diharapkan, ada perhatian dari Kementerian Perdagangan supaya bisa membantu menyampaikan ke produsen atau distributor agar Jawa Barat mendapatkan prioritas dengan jumlah penduduk yang hampir 50 juta orang.

Menurut Yudi, ada macam-macam tingkah dari para konsumen agar bisa membeli minyak lebih dari dua liter. Seperti bolak-balik masuk ritel hanya untuk membeli minyak goreng, membawa anggota keluarga yang lain untuk antre membeli minyak goreng hingga ada konsumen yang ganti baju kemudian masuk toko lagi hanya untuk membeli minyak goreng.

“Kita tahu dia bolak balik, bawa dua liter, keluar nanti gantian. Membawa anggota keluarga yang lain untuk antre membeli minyak goreng. Bolak-balik dari kasir keluar toko, malah ada yang ganti baju, masuk lagi, cuma untuk membeli minyak goreng,” tutur Yudi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan