CIANJUR – Guna memutus rantai penyebaran virus berbahaya Covid-19 varian Omicron, Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur, kembali menerapkan Pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk semua tingkatan sekolah.
Pembelajaran secara daring tersebut diberlakukan hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan, karena harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi beberpa hari kedepan.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Himam Haris, mengatakan kebijakan tersebut, sesuai instruksi Bupati Cianjur, sebagai upaya mencegah kembali meningkatnya kasus COVID-19 di Cianjur, terlebih di lingkungan pendidikan.
“Untuk mengantisipasi meningkatnya penyebaran varian Omicron, pemerintah daerah memutuskan untuk menghentikan PTM semua tingkatan di Cianjur. Kegiatan pembelajaran kembali ke sistem daring, hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan,” katanya di Cianjur Selasa (8/2)
Guna mengoptimalkan kebijakan tersebut, pihaknya bersama Satgas COVID-19 akan melakukan pengawasan ke lapangan, semua sekolah wajib menghentikan kegiatan tatap muka, dan kembali pada PJJ di semua tingkatan sebagai upaya mencegah terjadinya peningkatan kasus positif di Cianjur.
“Pihak sekolah diminta untuk memberikan tugas bagi siswa yang terkendala menggelar proses belajar daring, sehingga aktifitas siswa tetap berjalan meski tidak datang ke sekolah dan tidak mendapat jaringan internet,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, dr Irvan Nur Fauzi, mengatakan selama satu pekan terakhir pasien positif yang menjalani isolasi di rumah sakit dan vila khusus sebanyak 37 orang, 16 orang diantaranya menjalani isolasi di Vila Bumi Ciherang.
Sampel darah dan dahak dari 37 orang yang dinyatakan positif itu, sudah kami kirimkan ke Labkesda Jabar, sehingga pihaknya masih menunggu hasil apakah varian delta atau omicron.
“Kita belum dapat memastikan apakah varian omicron atau varian delta, karena hasilnya baru keluar pekan depan,” katanya.
Pihaknya mencatat selama satu pekan terakhir, hampir setiap hari dilaporkan ada warga yang terpapar, meski angkanya tidak setinggi tahun lalu yang mencapai puluhan orang.
“Ada laporan setiap hari, namun jumlahnya hanya dua atau tiga orang,” katanya.