BANDUNG – Meninggalnya salah seorang Guru kelas 5B dari Sekolah Dasar Negri (SDN) 032 Tilil Kota Bandung berinisial AR (50) memberikan duka yang mendalam bagi keluarga.
Pasalnya, AR meregang nyawa seusai dilakukan penusukan oleh mantan suaminya sendiri berinisial N saat hendak melakukan aktivitas sebagai tenaga pendidik.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (7/2) pagi, dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP) berada dihalaman sekolah.
Menurut salah seorang keponakan korban, Hesti Hendrawati mengatakan saat mendapatkan kabar bahwa tantenya meningal akibat mendapatkan penusukan, pihak keluarga sangat terkejut dan tak menyangka.
Apalagi, kata dia pelaku penusukan tersebut merupakan mantan suami dari tantenya ini.
“Tadi dapat kabar dari teman gurunya kalau tante dicegat oleh mantan suaminya. Saya cepat-cepat bangun dan mandi lalu ke sekolah dan ternyata tante sudah tergeletak dan dibawa ke Sartika Asih,” ucapnya saat ditemui di Rumah duka, Jl. Sadangserang nomor 45A, Kec. Coblong, Kota Bandung, Senin (7/2)
Hesti mengaku, dirinya sangat mengenal dekat dengan korban yang sudah lama menjadi Guru di SDN 032 Tilil tersebut. Apalagi lanjut dia, sering bertamu atau menghabiskan waktu liburan bersama dengan Korban.
“Dekat banget dengan korban. Saya sering ke sini atau Tante (Korban) sering ke rumah saya dan kemarin dua minggu terakhir dengan almarhum ke Pangandaran refreshing,” katanya
Bahkan ia mengatakan, sebelum peristiwa penusukan tersebut terjadi, Korban dengan mantan suaminya ini memang sedang dilanda masalah.
“Sebelumnya memang korban dan pelaku sudah ada kasus yang ribet,” ungkapnya
Sementara itu, ketika ditanya soal permasalahan korban dengan pelaku ini terkait pernikahan anaknya, Hesti pun mengungkapkan bahwa hal tersebut memang benar.
Ia menambahkan bahwa anak korban tidak mau bapaknya ini (mantan suami korban) ada diatas pelaminan.
“Anaknya ini enggak mau ada bapaknya hadir ke pelaminan. Tapi, bapaknya (pelaku) ngotot ingin ada di pelaminan. Rencana anaknya nikah itu 12 Februari 2022. Alasan si anak enggak mau ada bapaknya hadir ya karena selama 22 tahun tak diurus oleh bapaknya,” ujarnya
“Sedih sekali rasanya kehilangan tante, karena memang kami dekat sekali. Apapun permasalahan yang dia alami sering cerita, mulai kerjaan, keluarga, dan segalanya selalu ngobrol. Semalam pun menghubungi whatsapp ke saya,” ujarnya