Kebiasaan Buruk Bisa Pengaruhi Kesehatan Hati, Begini Penjelasannya

4. Obesitas

Obesitas merupakan tingkatan berat badan berlebih. Obesitas tidak hanya berbahaya pada jantung, tetapi juga berpengaruh besar terhadap gangguan hati.

Ini disebabkan konsumsi makan yang tidak sehat serta berlebih hingga membuat hati menjadi ladang untuk menimbun lemak.

Ketika dalam kondisi yang normal hati memproses suatu makanan yang mengandung lemak serta gula dalam darah.

Ketika kondisi seseorang mengalami berat badan berlebih, maka hati akan menampung lemak tersebut. Ketika ini berlangsung secara terus menerus, maka hati menjadi tidak mampu mengolahnya hingga bisa menyebabkan peradangan pada hati.

5. Konsumsi gula berlebih

Diet tinggi gula dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, penyakit hati, penyakit ginjal, kanker dan diabetes yang lebih tinggi.

“Penelitian yang lebih baru juga menunjukkan hubungan dengan kesehatan mental dan fungsi otak,” ujar Uma Naidoo, seorang psikiater nutrisi di Harvard dan penulis This is Your Brain on Food.

American Heart Association merekomendasikan tidak lebih dari 9 sendok teh gula tambahan per hari untuk pria dan 6 sendok teh per hari untuk wanita.

Namun, rata-rata orang dewasa AS makan sekitar 17 sendok teh gula setiap hari hampir dua kali lipat batas untuk pria dan tiga kali lipat batas untuk wanita.

6. Kurang tidur

Kurang tidur telah dikaitkan dengan serangkaian masalah kesehatan termasuk obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, kesehatan mental yang buruk dan kematian dini.

Beberapa penelitian juga menunjukkan orang yang kurang tidur berisiko lebih besar mengalami penurunan kognitif.

Perubahan biologis yang datang seiring bertambahnya usia dapat membuat lebih sulit untuk tertidur dan tetap tertidur, tetapi orang dewasa yang lebih tua tetap harus berusaha untuk tidur 7-9 jam per malam, kata Michael Breus, psikolog klinis dan spesialis tidur.

7. Mengonsumsi makanan ringan (ngemil)

Ngemil sendiri belum tentu buruk bagi kesehatan Anda, kata ahli gizi Sandra Arévalo, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.

Itu tergantung seberapa sering Anda ngemil, seberapa banyak Anda makan dan apa yang Anda ngemil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan