JAKARTA – Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pada kelompok usia kurang dari 11 tahun perlu dievaluasi. Hal itu disampaikan oleh sejumlah organisasi profesi medis.
Organisasi profesi medis yang meminta PTM 100 persen dievaluasi di antaranya Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Indonesia Intensif Indonesia (PERDATIN), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI), serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Berdasarkan sejumlah pertimbangan, yaitu kepatuhan anak-anak usia 11 tahun ke bawah terhadap protokol kesehatan masih belum 100 persen serta belum tersedianya atau belum lengkapnya vaksinasi anak-anak usia kurang dari 11 tahun.
“Laporan dari beberapa negara, proporsi anak yang dirawat akibat infeksi Covid-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya. Dan juga telah dilaporkan transmisi lokal varian Omicron di Indonesia, bahkan sudah ada kasus meninggal karena Omicron,” ungkap Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto dalam siaran pers, Minggu (23/1).
Sementara itu, Ketua Umum PERKI Isman Firdaus menyampaikan bahwa anak potensial mengalami komplikasi berat, yakni multisystem inflammatory syndrome in children associated with Covid-19.
“Komplikasi long Covid-19 lainnya sebagaimana dewasa yang akan berdampak pada kinerja dan kesehatan organ tubuh lainnya,” katanya.
Organisasi tersebut mengusulkan agar anak-anak dan keluarga tetap diperbolehkan untuk memilih pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga. Lalu, anak-anak yang memiliki komorbid diimbau untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter yang menangani.
Begitu juga agar anak-anak yang sudah melengkapi vaksin Covid-19, dapat diberikan pemahaman dan dipantau dalam melaksanakan protokol kesehatan dapat mengikuti PTM.
“Untuk anak-anak yang masih belum memperoleh atau belum memenuhi syarat untuk divaksinasi Covid, sangat penting bagi mereka agar dikelilingi oleh orang-orang yang divaksinasi untuk memberikan mereka (anak-anak tersebut) perlindungan,” tegas Ketua Umum PERDATIN Syafri Kamsul Arif.
Sally Aman Nasution selaku Ketua Umum PAPDI pun berharap pemerintah dapat membuat kebijakan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan anak di Indonesia. (jawapos/ran)