SUMEDANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang antisipasi bencana pohon tumbang.
Antisipasi pohon tumbang dilakukan BPBD Kabupaten Sumedang guna memberikan rasa aman dan menghindari adanya korban jiwa bagi masyarakat.
Mengingat, saat ini musim hujan dengan intensitas tinggi masih kerap mengguyur wilayah Kabupaten Sumedang, maka potensi terjadinya pohon tumbang pun cukup besar.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sumedang, Adang klaim sudah melakukan penebangan pohon besar berusia tua sebagai bentuk antisipasi.
“Kita bekerjasama menebang pohon di jalur nasional, dari Cadas Pangeran sampai dengan Cigendel,” kata Adang kepada Jabar Ekspres melalui panggilan telepon.
Adang menjelaskan, penebangan pohon tersebut hanya dilakukan terhadap pohon besar berusia tua yang potensi tumbangnya cukup besar.
“Dari jalur Cadas Pangeran itu 14 pohon yang sudah kita lakukan penebangan pohon berpotensi tumbang,” ujarnya.
“Kemudian untuk di sekitar Cigendel jalur Jalan Nasional, itu ada 17 pohon yang sudah kita tebang,” tambahnya.
Adang menuturkan, untuk wilayah lain yang rawan dan berpotensi terjadi pohon tumbang, masih dalam proses pemangkasan sebagai bentuk antisipasi bencana
“Desa Sukamanah, Desa Rancakalong, kemudian Desa Citali dan desa-desa lainnya insya Allah menyusul,” imbuhnya.
Adang mengucapkan, pada 2022 ini harapannya tidak terjadi bencana dan musim hujan ini tidak menjadi pemicu terjadinya musibah yang tak diinginkan.
“Semoga gak ada bencana. Adapun hujan semoga hanya turun sebagai berkah,” ucapnya.
Selain itu, Adang menerangkan, BPBD Kabupaten Sumedang meningkatkan antisipasi dengan apel siaga setiap pagi sekaligus sosialisasi prakiraan cuaca setiap hari.
“Setiap pagi BPBD (Sumedang) melakukan apel siaga dan melalui informasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) kami sosialisasikan informasi cuaca,” katanya.
“Disosialisasikan juga kepada SKPD, para relawan, termasuk ke rekan-rekan di tingkat desa dan kecamatan,” sambungnya.
Adang menegaskan, hal tersebut bertujuan supaya semua pihak meningkatkan kesiapsiagaan dalam rangka menghadapi puncak musim hujan.
“Badai La Nina yang imbasnya bisa memicu kepada bencana hindometeorologi. Mudah-mudahan (bencana) yang kemarin tahun (2021) lalu tidak terjadi lagi,” tutup Adang. (mg5/ran)