Ternyata, Rapid Tes Kurang Efektif Deteksi Omicron, Peneliti Bilang Ini

TES usap hidung alias rapid test antigen yang merupakan tes cepat Covid-19 dianggap kurang efektif deteksi varian Omicron.

Varian tersebut bakal sulit terdeteksi pada awal dinyatakan positif Covid-19 omicron atau awal terinfeksi.

Hal demikian terungkap berdasarkan sebuah hasil studi dari sekelompok peneliti di Amerika Serikat (AS), menyoal rapid tes kurang efektif deteksi Omicron.

Kelompok peneliti AS ini menemukan bahwa tes cepat dengan usap hidung tidak mendeteksi Omicron selama satu hingga dua hari setelah infeksi awal.

“Empat responden menyebarkan infeksi sebelum tes cepat menunjukkan hasil positif,” kata para peneliti seperti dilansir dari Science Alert, Selasa (11/1).

Penelitian, yang belum dipublikasikan dalam jurnal medis atau diteliti oleh ilmuwan lain dalam tinjauan sejawat, menambah bukti yang muncul bahwa untuk tes cepat, usap tenggorokan dan hidung bersama-sama mungkin mendeteksi Omicron lebih baik daripada tes antigen usap hidung saja.

Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tes cepat harus digunakan sesuai instruksi arahan tim medis.

“Swab tenggorokan harus dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan terlatih, sesuai dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,” kata FDA.

Penelitian ini melibatkan 30 peserta dari 5 tempat kerja di New York, Los Angeles, dan San Francisco. Semua peserta telah divaksinasi lengkap dan telah menerima dosis booster, dan 28 di antaranya memiliki Omicron.

Mantan Profesor Epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health, dr. Michael Mina, menganjurkan pengujian hidung dan tenggorokan untuk tes cepat jauh lebih efektif. Di Inggris, beberapa tes cepat juga harus dilakukan pada usap hidung dan tenggorokan.

“Tes usap hidung saja tidak secara efektif mendeteksi varian Omicron. Instruksi test kit yang tidak termasuk usap tenggorokan harus segera diubah,” tegas seorang konsultan pengendalian penyakit menular dr. Peter MB English di Twitter.

Sebuah penelitian, dari Afrika Selatan yang diposting 24 Desember, menunjukkan penggunaan usap tenggorokan untuk tes laboratorium mendeteksi semua infeksi Omicron dsm 71 persen infeksi Delta. Sementara usap hidung menangkap 100 persen infeksi Delta tetapi hanya 86 persen infeksi Omicron. (jp/zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan