JAKARTA – Dengan meningkatnya julah pasien terkonfirmasi varian Omicron, Indonesia dihadapi dengan ancama gelombang Omicron. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, mayoritas pasien yang terkonfirmasi Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala. Sehingga, pasien yang terkonfirmasi Omicron tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit.
Dia menuturkan, pasien terkonfirmasi Omicron hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah. Dengan diberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan.
”Kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi daripada delta, tetapi yang dirawat lebih sedikit. Karena akan banyak yang terinfeksi namun tidak perlu ke RS,” tutur Menkes.
Menkes merinci dari total 414 kasus terkonfirmasi Omicron, 99 persen gejalanya ringan dan tanpa gejala.
Sedangkan yang masuk kategori sedang atau butuh perawatan oksigen hanya dua orang, yakni lelaki berusia 58 tahun dan 47 tahun. Keduanya dilaporkan memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan kini telah dinyatakan sembuh.
”Dari 414 orang yang dirawat, 114 orang sudah sembuh. Termasuk yang 2 orang tadi yang masuk kategori sedang dan butuh perawatan oksigen,” kata Budi dikutip fin.co.id Selasa, 11 Januari 2022.
Budi juga menambahkan, upaya menghadapi gelombang omicron juga dilakukan. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi Covid 19 terutama bagi daerah yang cakupan vaksinasi dosis pertamanya belum mencapai 70 persen suntikan.
Melalui sejumlah langkah antisipasi yang telah disiapkan oleh pemerintah, Menkes meyakini gelombang kenaikan kasus akibat Omicron bisa cepat dikendalikan.
”Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron, jangan panik, kita sudah menyiapkan diri dengan baik. Pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini turunnya juga cepat,” pungkasnya. (Fin-red)