Animo Penonton Indonesia Cukup Besar untuk Menonton Film Horor Lokal

JAKARTA – Wakil Ketua I Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan pengamat film Hikmat Darmawan mengatakan film horor lokal masih memiliki tempat di hati masyarakat Indonesia.

“Di Indonesia sendiri agaknya ada perbaikan production value hingga estetiknya. Banyak sekali peningkatan pasar untuk film ini. Faktanya, (film horor lokal) pasanya paling stabil dan tidak niche (tersegmentasi lebih kecil) lagi,” ujarnya.

Hikmat menyoroti banyaknya film-film horor lokal yang sudah disimpan akhirnya diumumkan untuk segera rilis, dan mendapatkan animo cukup besar dari para penyuka film di dalam negeri.

“Tahun ini film yang kuat dan disimpan segera dirilis di bioskop mengingat kondisi pandemi yang sudah mulai kondusif. Misalnya ‘Pengabdi Setan 2’, ‘Keramat 2’, sampai ‘KKN di Desa Penari’,”

“(Film-film ini disimpan) Diasumsikan karena pasarnya besar. Peluangnya besar juga di Indonesia dan cenderung kuat. Pun dari segi mutunya,” katanya.

Sependapat, dua sosok di balik film pendek “Makmum” (2017) dan penulis adaptasi film panjang berjudul sama, “Makmum” (2019) dan “Makmum 2” (2021), Riza Pahlevi dan Vidya Talisa Ariestya mengatakan film horor memiliki tempat tersendiri di dunia film Indonesia.

“Dilihat dari sisi selera penonton Indonesia, aku pikir horor masih jadi salah satu yang dicari. ‘Makmum’ bisa sampai sejauh ini. Dan tahun ini akan banyak sekuel film horor Indonesia yang muncul, yang selama ini sudah dipendam akhirnya dikeluarkan sekarang,” kata Riza saat dihubungi.

Sementara itu Vidya menyebut juga banyak film horor yang sudah penonton nantikan di tahun 2022. Antusias penonton sangat tinggi meski baru rilis poster dan teasernya.

“Film horor Indonesia bisa dibilang abadi, (pasar) cenderung stabil. Dan dari pengalaman menonton pun rasanya lebih seru karena biasanya ditonton bersama-sama,” tambah Vidya. (antara/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan