SOREANG – Hadirnya Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan ke acara pelantikan pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung di Sekretariat DPD Partai Golkar, Jalan Citaliktik Soreang, Sabtu (8/1) cukup menimbulkan perhatian.
Karena Sahrul Gunawan datang dengan mengenakan busana dengan warna senada dengan warna pakaian partai berlambang pohon beringin tersebut.
Saat di konfirmasi Sahrul mengatakan, dinamika pembangunan di Kabupaten Bandung selama sembilan bulan ini sangat dinamis. Pro dan Kontra dalam dinamika pemerintahan adalah hal yang biasa, termasuk bagaimana hubungan antara eksekutif dan legislatif.
“Saya sebagai bagian dari sistem di pemerintah saat ini sangat merasakan bahwa dalam jalannya pembangunan daerah masih terdapat beberapa kendala, diantaranya masih terdapat dikotomi dan perbedaan yang tajam dalam jalannya roda pemerintahan khususnya hubungan legislatif dan eksekutif,” ungkap Sahrul.
Sahrul mengaku, bahwa Golkar adalah rival dalam pilkada tahun 2020 yang lalu, sehingga pihaknya harus mengakui bahwa Golkar pada saat ini masih sangat dihitung sebagai partai dengan raihan suara terbesar di parlemen.
“Kalau teu beres- beres ieu dampak dan perselisihan pasca pilkada iraha urang beresna atuh melakukan pembangunan (Apabila tidak beres-beres ini dampak dan perselisihan paska Pilkada, kapan kita beresnya untuk melakukan pembangunan). Atas pemikiran itulah saya sebagai bagian dari pembina organisasi dan partai politik hadir dalam undangan dari DPD Golkar Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Sahrul mengaku, bukan kali pertama hadir dalam acara partai lainnya. Bahkan, kata Sahrul, pernah juga hadir dalam kegiatan partai PKS Kabupaten Bandung, dan undangan dari partai lainnya.
“Kalau masalah jaket kuning, di acara PKS pun saya masih ingat saya pakai iket kepala berlambang PKS. Buat saya itu mah bagian dari penghargaan dan penghormatan pada tuan rumah saja,” ungkapnya.
Masalah isu perpindahan partai, lanjut Sahrul, sampai dengan hari ini dirinya mengaku belum mengajukan surat pengunduran diri dari Partai Nasdem sebagai partai pengusung saat Pilkada.
“Saya pun adalah orang yang tau etika politik. Ulah hayoh we menilai saya sebagai pemain sinetron dan jiga jelema teu ngarti,” ucapnya.