NUR SULTAN – Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev sama sekali tidak punya niat menyelesaikan krisis yang tengah menimpa negaranya secara damai.
Alih-alih berdialog, dia malah memerintahkan para perusuh yang disebutnya sebagai teroris agar ditembak mati.
Dalam pidatonya, Jumat (7/1), Tokayev dengan tegas mengatakan bahwa mereka yang tidak mau menyerah akan dimusnahkan.
Presiden Kazakhstan, Tokayev menyebut ada 20.000 bandit telah menyerang kota terbesar Kazakhstan, Almaty, dan telah menghancurkan fasilitas negara.
Pekan lalu, aksi protes yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar pecah menjadi gelombang kerusuhan di seluruh negeri.
Presiden mengatakan bahwa sebagai bagian dari operasi kontrateroris lembaga penegak hukum dan militer dapat menembak mati tanpa peringatan.
“Orang-orang militan belum menurunkan senjata mereka, mereka terus melakukan kejahatan atau tengah mempersiapkan (kejahatan). Perang melawan mereka harus sampai selesai. Siapa pun yang tidak menyerah akan dilenyapkan,” kata presiden.
Presiden menolak seruan untuk berdialog dengan massa.
“Kegilaan apa. Pembicaraan macam apa yang dapat dilakukan bersama penjahat dan pembunuh?” tanya presiden.
Dikabarkan seblumnya, aksi kekerasan meletus di Almaty, kota utama di Kazakhstan, pada Kamis (6/1), ketika Rusia mengirim pasukan terjun payung, untuk memadamkan pemberontakan di negara bekas sekutu Soviet yang paling dekat dengan Moskow itu.
Polisi di Almaty mengatakan, mereka telah menewaskan puluhan perusuh semalaman hingga Kamis dini hari. Pihak berwenang mengatakan sedikitnya 18 anggota pasukan keamanan tewas, dua di antaranya ditemukan dalam kondisi terpenggal. Lebih dari 2.000 orang ditangkap.
Setelah terjadi bentrok semalaman antara pengunjuk rasa dan tentara, kediaman presiden di Almaty dan kantor wali kota keduanya dibakar, dan mobil-mobil yang hangus berserakan di kota itu, kata wartawan Reuters.
(jpnn-red)