JAKARTA – Masyarakat diminta bersiap untuk menerima vaksin booster mulai 12 Januari nanti. Namun Hingga kini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin belum merinci secara detail, siapa yang akan menerima vaksin booster.
Menurutnya, kebutuhan vaksin booster sekitar 230 juta dosis. Pilihan vaksin yang disebut Menkes Budi Gunadi Sadikin adalah Moderna dan Pfizer. Pemerintah juga sudah mengamankan sebanyak 113 juta dosis. Itu termasuk Pfizer dan Moderna.
Budi mengatakan, saat ini ITAGI sedang melakukan penelitian untuk memilih dua jenis vaksin booster sekaligus dosisnya. Dia menargetkan hasilnya bisa selesai di tanggal 10 Januari.
“CDC dan FDA amerika mengeluarkan kebijakan untuk Moderna itu boosternya half dosed (setengah dosis), karena memang ada isu kerasnya Moderna atau efek KIPI-nya. Kalau kemudian untuk vaksin Pfizer dan Moderna memang half dosed dan full dosed tidak ada beda dari sisi efektifitasnya, kita bisa menggunakan half dosed maka kemungkinan besar seluruh kebutuhan vaksin booster bisa dipenuhi dari yang gratis,” ujarnya, Senin (3/1).
“Tapi ini masih dalam diskusi ya nanti hasilnya akan keluar sesudah laporan dari tim profesor-profesor di ITAGI menyampaikan hasilnya tanggal 10 Januari,” tambahnya.
Dia juga mengatakan vaksin Sinovac bukan diperuntukkan untuk booster melainkan untuk vaksin anak. Sehingga pilihan vaksin mRNA yakni Pfizer dan Moderna adalah pilihannya.
Menanggapi hal itu Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan terkait Omicron yang bisa menurunkan efikasi vaksin, tak hanya terjadi pada Sinovac, namun seluruh vaksin memang menurun saat melawan Omicorn. Meski demikian, tetap lebih baik divaksinasi karena memberikan perlindungan ketimbang tak sama sekali.
“Ada banyak vaksin yang menurun efikasinya. Jadi memang secara umum saat ini memenuhi efektivitas tinggi memang vaksin mRNA, di luar itu kurang ya. Kurang itu bukan berarti tidak ya. Tetap jauh lebih bermanfaat lebih memiliki keuntungan proteksi, jika dikasih vaksin,” tuturnya.
Menurut Dicky jika disuruh memilih antara Pfizer atau Moderna, hal itu tergantung preferensi. Jika memang harus dibooster ulang, nantinya ke depannya, seseorang akan bisa dibooster kembali atau menjadi vaksin rutin.