Cabai-Cabaian dan Minyak Goreng Penyumbang Inflasi Tertinggi, Ini yang Dilakukan Pemerintah Kata Airlangga Hartarto

Selain itu, pemerintah juga mendorong setiap pemerintah daerah untuk melakukan skema operasi pasar, khususnya menjelang periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Sementara itu untuk kebutuhan makanan pokok seperti beras terpantau stabil dalam kisaran Rp11.650,00-Rp.11.800,00/kg.

‘’Komoditas beras tidak lagi masuk dalam 20 besar komoditas yang dominan menyumbang terhadap inflasi nasional,’’kata Airlangga Hartarto.

Kebijakan pelonggaran PPKM menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 juga mendorong peningkatan inflasi pada komponen AP atau harga barang dan jasa yang diatur pemerintah.

Menurutnya, Komponen AP ini, mengalami inflasi  0,45% terutama pada peningkatan tarif angkutan udara dan memberikan andil inflasi pada Desember 2021 sebesar 0,06%.

‘’Untuk tahun 2021, tarif angkutan angkutan udara memberikan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,08%,’’kata Airlangga Hartarto.

Peningkatan Inflasi justru disumbang oleh komponen AP yang  berasal dari aneka jenis rokok.

Pada 2021 lalu, tingkat Inflasi rokok kretek filter dan rokok putih menyumbang andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,08% dan 0,04%.

Kenaikan harga rokok kretek filter ini dipicu naiknya tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.010/2020 yang berlaku sejak 1 Januari 2020.

Sementara itu, komponen inti  seperti ikan segar dan sabun ditergen bubuk dan cair memiliki andil sebesar 0,02% dan 0,01% sepanjang 2021.

Sepanjang tahun 2021, komoditas komponen inti penyumbang inflasi yakni nasi dengan lauk yang memberikan andil sebesar 0,05%.

‘’Kenaikan harga nasi dengan lauk didorong peningkatan harga pada beberapa komoditas VF,” pungkas Menko Airlangga. (dep1/ag/fsr)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan